Sleman, NU Online
KH Ahfas Faishol, yang merupakan putra dari KH Hamid Baidhowi Lasem, menyampaikan bahwa seseorang bisa disebut sebagai waliyullah (kekasih Allah) tidak hanya karena bersikap ‘aneh’ saja, tapi karena memiliki beberapa tanda.
<>
Hal itu dikatakannya saat mengisi mauidlah hasanah dalam pengajian akbar dalam rangka memperingati haul ke-25 Kiai Nur Iman, Jumat (7/11) malam, di Halaman Masjid Pathok Negara Mlangi.
Tanda waliyullah yang pertama adalah, tidak ada rasa takut di hati mereka dan mereka tidak bersedih. “Yang kedua yaitu memiliki iman yang dibarengi dengan taqwa,” lanjutnya.
Kemudian yang ketiga, ia melanjutkan, memperoleh kebahagiaan hidup di dunia. Keempat, di akhirat juga mendapat kabar gembira berupa surga oleh para kekasih Allah. “Kelima memiliki sifat pemurah atau tidak medit (pelit), dan yang terakhir kalau kagum dengan sesuatu langsung ingat Allah,” ujarnya malam itu.
Ia merasa sedih karena sekarang para orang-orang shaleh yang merupakan kekasih Allah sedikit demi sedikit telah dipanggil oleh Allah. “Jadi sisanya itu cuma seperti klotokan (kulit) kurma atau ampas kopi. Jadi Allah tidak peduli karena orangnya hanyalah klotokan,” tambahnya.
Namun ia meminta agar masyarakat jangan khawatir, karena Allah telah menciptakan waliyul abdal yang jumlahnya 40. Wali ini bertugas untuk menstabilkan dunia. Ia tidak dikenal di dunia tapi dikenal di langit. “Semoga dengan kecintaan kita kepada Mbah Kiai Nur Iman akan memberikan keberkahan kepada kita semua,” pungkasnya.
Acara haul ke-25 Kiai Nur Iman malam itu dipadati oleh masyarakat baik dari Mlangi dan Yogya sendiri maupun luar Yogya. Lebih dari sepuluh ribu warga hadir. Masyarakat terlihat sangat antusias mengikuti acara yang diperingati setiap tahun di Mlangi. [Dwi Khoirotun Nisa’/Abdullah Alawi]