Surabaya, NU Online
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir memimpikan warga Nahdliyin (sebutan masyarakat NU) memiliki seribu orang doktor. Ia mengatakan hal tersebut saat berbicara pada seminar yang digelar PP Fatayat NU.<>
“Saya ingin menyemangati anda sekalian, bahwa saya mimpi orang NU ada 1000 PhD selama kepemimpinan saya di Kemenristek Dikti,” ujar Menteri Nasir di hadapan peserta Kongres ke-15 Fatayat di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, Sabtu (19/9) malam.
Tugas utama di Kemenristek Dikti, kata Nasir, antara lain higher education. Makin berkualitas sebuah pendidikan pasti akan baik masa depannya. Sayangnya, biaya riset baru 0,09 persen. Riset untuk inovasi baru kita masih ketinggalan dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.
“Kita merasa baik di dalam negeri tetapi di high quality university competitiveness kita masih tertinggal jauh dengan negara tetangga. Paling tinggi ranking perguruan tinggi kita adalah UI 330, ITB 461-470. Sedangkan UKM Malaysia 259,” ungkapnya.
Menteri Nasir menambahkan, lihat saja posisi Indonesia saat ini dalam menghadapi MEA. Penduduk republik ini empat tertinggi di dunia. Sayangnya, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sangat rendah, yaitu 68,9. Perkembangan IPG 2010-2013 juga masih rendah.
“Permasalahan yang muncul adalah kekerasan terhadap perempuan masih tinggi, tenaga kerja perempuan yang kurang berpendidikan juga masih tinggi,” ungkap Menteri Nasir.
Faktor penyebabnya, menurut Menristek Dikti, ada dalam masalah komunikasi, pendidikan dan keterampilan. “Kebutuhan kompetensi abad ke-21 harus diperhatikan. Masih banyak buta aksara terhadap teknologi alias gaptek,” tandas Menteri Nasir. (Musthofa Asrori/Mukafi Niam)