Nasional

Menristekdikti Serahkan SK Pendirian UNU Gorontalo

Senin, 6 Agustus 2018 | 11:18 WIB

Menristekdikti Serahkan SK Pendirian UNU Gorontalo

KH Said Aqil Sirodj bersama Menristekdikti Mohammad Nasir

Jakarta, NU Online

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir menyerahkan Surat Keputusan pendirian Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Gorontalo kepada ketum PBNU KH Said Aqil Siradj. Serah terima SK ini dilakukan di kantor PBNU Lantai 3, Senin (6/8).

 

Dalam sambutannya Mohammad Nasir mengingatkan agar UNU memperhatikan peningkatan kualitas sumber daya manusia, terutama dosen yang akan mengajar di kampus ini. "Perguruan tinggi persaingannya sangat ketat, perlu meningkatkan kualitas sumber daya manusianya, terutama dosen yang mengajar," kata Mohammad Nasir.

 

Walau demikian, dengan adanya dukungan besar dari Ketua Umum PBNU, Mohammad Nasir optimistis bahwa UNU akan berkembang dengan baik.

 

Penyerahan SK ini diterima dengan bahagia oleh Kiai Said. Dalam sambutannya, kiai Said mengatakan bahwa pendirian UNU Gorontalo merupakan bagian kecil dari semangat memajukan peradaban Islam.

 

Peradaban Islam yang masyhur pada zaman dulu, sempat mengalami kemandegan atau stagnasi. Hingga saat ini peradaban Islam disebut tidak secemerlang zaman dahulu. Padahal khazanah keilmuan di dalam peradaban Islam sangat kaya dan pernah menjadi pusat peradaban dunia.

 

Kiai Said menyebut sejumlah tokoh Islam yang masyhur pada zamannya seperti Ibnu Sina, Ibnu Arabi, Imam Ghazali dan tokoh lain sebagai simbol kebesaran peradaban Islam pada masa lampau. Sayangnya peradaban cemerlang itu berhenti dan tidak berkembang. Sementara peradaban keilmuan di luar Islam justeru semakin baik dan meinggalkan peradaban Islam saat ini.

 

“Mendirikan UNU ini adalah bagian dari ‘melanjutkan masa kejayaan peradaban Islam'. Peradaban Islam tidak akan baik kalau pendidikannya tidak kita bangun senidiri,” ujar Kiai Said.

 

Pendirian peradaban Islam ini disebut sebagai bagian dari tanggung jawab Nahdlatul Ulama sebagai organisasi Islam terbesar. Untuk uran pendidikan, NU tidak bisa menunggu pihak lain mendirikan pendidikan untuk NU. “Kalau mau baik, kita tidak bisa menyerahkan pada orang lain, harus kita lakukan sendiri,” lanjutnya. (Ahmad Rozali)

 


Terkait