Jakarta, NU Online
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menekankan kebersamaan dalam momen Hari Santri 2018. Hal ini disampaikan Lukman karena gesekan sebab beda pilihan dan beda pandangan bisa saja terjadi apalagi menjelang pemilihan umum tahun 2019 mendatang.
“Satukan kembali saudara-saudara kita yang terbelah karena beda pilihan. Rujukkan kembali kerabat kita yang berseteru karena beda pandangan,” ujar Lukman dikutip NU Online, Selasa (23/10) lewat twitternya.
Dia juga menyoroti maraknya arus informasi di media sosial yang berpotensi membuat masyarakat terpapat berita-berita palsu (hoaks) sehingga menebarka fitnah. Untuk itu, Lukman, berharap setiap individu untuk menyejukkan pikiran dan hatinya.
“Sejukkan kembali pikiran dan hati sesama kita yang terpapar hoaks dan fitnah yang tak berkesudahan,” ucapnya.
Merawat kebersamaan, menurut Menag, bisa dilakukan oleh santri dan seluruh bangsa Indonesia dengan tetap istiqomah atau konsisten mencintai Indonesia.
“Jangan pernah lelah untuk mencintai Indonesia,” tegas Menag Lukman saat memberikan sambutan pada malam puncak peringatan Hari Santri 2018 di Kota Bandung, Ahad (21/10) malam.
Menag menjelaskan, Hari Santri menjadi ‘prasasti’ bagi semua untuk menegaskan bahwa bernegara sama pentingnya dengan beragama.
Menurutnya, Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945 yang menjadi cikal bakal Hari Santri adalah ijtihad ulama untuk mengawinkan negara dan agama sebagai sejoli yang serasi, dan bukan dua kubu yang bertikai.
“Ghirah terhadap agama dan kecintaan pada negara, marilah dibuktikan dengan; menyatukan kembali saudara-saudari kita yang terbelah karena beda pilihan, merujukkan kembali sejawat dan kerabat kita yang berseteru karena beda pandangan, menyejukkan kembali hati dan pikiran kita yang terkoyak karena hoaks dan fitnah, membangkitkan kembali semangat keluarga kita yang terkena bencana, serta menundukkan diri kita kepada Yang Maha Kuasa. Dari situlah kita semua akan mendapatkan kedamaian,” tandasnya. (Fathoni)