Nasional

Nasaruddin Umar Resmikan Masjid Al-Munawar Kemenag Usai Dipugar Selama Enam Bulan

Selasa, 17 Desember 2024 | 14:00 WIB

Nasaruddin Umar Resmikan Masjid Al-Munawar Kemenag Usai Dipugar Selama Enam Bulan

Peresmian Masjid Al-Munawar Kemenag oleh Menag Nasaruddin Umar, Selasa (17/12/2024). (Foto: NU Online/Haekal)

Jakarta, NU Online

Menteri Agama (Menag) Republik Indonesia (RI) Nasaruddin Umar meresmikan Masjid Al-Munawar Kementerian Agama (Kemenag) usai dipugar yang meliputi pembangunan dan perluasan dengan memakan biaya sebanyak Rp3.586.371.000 di Kantor Kemenag, Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Selasa (17/12/2024).


Pemugaran Masjid Al-Munawar memakan waktu selama enam bulan, yang terhitung sejak 28 Juni hingga 17 Desember 2024.


Program pemugaran masjid ini adalah hasil kerja sama yang berasal dari dana kemaslahatan umat dari Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) pada tahun anggaran 2024 yang dieksekusi oleh Lembaga Amal Zakat, Infak, dan Shadaqah (LAZISNU).


Menag Nasaruddin menyampaikan terima kasih dan mengapresiasi kinerja dari BPKH dan NU Care-LAZISNU karena telah menjadi mitra bagi Kemenag untuk membangun dan menyelesaikan pembangunan Masjid Al-Munawar.


Menag berharap, masjid tersebut dapat melakukan pelayanan keumatan, terutama dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) melalui kajian dan diskusi publik.


"Kita berharap banyak bukan hanya membangunnya tapi untuk merawatnya dan sekaligus memakmurkannya. Jadi ini bisa memberikan pencerahan kepada umat, inikan (terletak) di ring satu," katanya.


Secara khusus, Kepala BPKH Fadlul Imansyah mengapresiasi kinerja LAZISNU. Ia tercengang dengan kecekatan LAZISNU dalam membangun masjid hanya dalam waktu enam bulan.


"Ini jarang sekali saya temui. Terima kasih LAZISNU karena telah menjadi mitra kemaslahatan dari BPKH," katanya.


Lebih lanjut, Fadlul menjelaskan bahwa tugas dan fungsi dari BPKH RI adalah mengelola 2 dana yaitu dana haji dan dana kemaslahatan (Dana Abadi Umat). Dana yang dikelola BPKH yakni sekitar Rp170 triliun yang berasal dari pengembangan investasi syariah total Rp135 triliun dana setoran awal Rp5,5 juta untuk setiap calon jamaah haji.


Dari keseluruhan dana tersebut, Ia mengatakan bahwa sebanyak Rp3,8 triliun merupakan Dana Abadi Umat. Dana ini yang kemudian dikembangkan sesuai prinsip syariah dan menghasilkan sekitar Rp230 miliar per tahun. Dana pengembangan ini kemudian menjadi sumber dana dari penyaluran program kemaslahatan.


"Jadi seluruh dana yang digunakan dalam program kemaslahatan, dalam sarana prasarana ibadah sama sekali tidak menggunakan setoran awal jamaah haji, melainkan dari nilai manfaat Dana Abadi Umat yang dikelola oleh BPKH RI sesuai dengan asas prinsip syariah, kehati-hatian, nirlaba, transparan dan akuntabel,” sebutnya.


Sekretaris NU Care-LAZISNU Moesafa menjelaskan bahwa pembangunan dan perluasan masjid ini terdiri dari dua lantai yang meliputi lantai pertama untuk pria, lantai kedua untuk wanita, toilet, tempat wudhu, dan toilet khusus disabilitas.


"Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Kepala BPKH dan seluruh jajarannya atas terwujudnya program pembangunan dan perluasan Masjid Kementerian Agama Republik Agama serta kepada bapak ibu di lingkungan Kementerian Agama atas koordinasi dan kerja sama yang baik, sehingga saat pengajuan program sampai dengan masjid ini siap untuk diserahterimakan, alhamdulillah," jelasnya.


Moesafa melanjutkan bahwa bantuan ini merupakan program prioritas kemaslahatan di bidang peningkatan sarana prasarana ibadah dan termasuk dalam Pilar Program NU Care Damai.


Usai penandatanganan prasasti dan potong pita, Menag Nasaruddin kemudian melakukan pengecekan tiap tempat yang sudah dipugar, lalu mengimami shalat zuhur. Serah Terima Pembangunan dan Perluasan Masjid Kemenag ini dihadiri oleh Menteri Agama RI Nasaruddin Umar, Sekretaris Jenderal Kemenag RI Nizar Ali, Staf Khusus, Staf Ahli, Tenaga Ahli, Pejabat Eselon I dan II Kemenag RI.


Kemudian, juga dihadiri oleh Kepala Badan Pelaksana BPKH RI Fadlul Imansyah, Anggota Badan Pelaksana BPKH Bidang SDM dan Kemaslahatan, Sekretaris Badan BPKH Ahmad Zaky , Sekretaris NU Care-LAZISNU PBNU Moesafa, Direktur Eksekutif NU Care-LAZISNU Qohari Cholil dan Mitra Kemenag RI.