Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menyatakan, perjuangan mencegah merebaknya HIV/AIDS merupakan bagian dari pengamalan jihad dalam ajaran Islam. Sebagai agama pembawa rahmat, Islam tidak hanya bersinggungan dengan masalah teologi, melainkan juga kemaslahatan umat.<>
"Menurut kitab kuning, kitabnya warga NU, jihad adalah membangun kemaslahatan, melindungi masyarakat, muslim maupun non-muslim. Mari kita bersihkan bangsa ini dari kejahatan, kerusakan, dan kesalahan," tuturya.
Menurutnya, jihad tersebut diantaranya adalah memerangi narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (Napza) lewat jarum suntik, yang mengakibatkan jumlah pengidap HIV/AIDS semakin meningkat. Islam secara tegas telah mengharamkan segala sesuatu yang merusak dan menumbulkan kemudaratan.
Namun, Kiai Said mengingatkan, proses perjuangan mesti dilakukan secara gradual (tadriji), dengan memperhatikan prikologi dan budaya masyarakat. Pendekatan keagamaan bisa menjadi jalan keluar bagi aksi pencegahan HIV/AIDS, baik yang ditimbulkan Napza suntik maupun seks bebas.
Dalam konteks ini, NU bersama 12 ormas Islam lainnya, Kamis (28/6), mengritik keras rencana Kemenkes membagi-bagikan kondom gratis kepada masyarakat. Program ini dinilai tak solutif dan justru akan berdampak buruk bagi masa depan generasi bangsa.
Seharusnya, sambung Ketua Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) ini, pemerintah memperhatikan tahap pendidikan sebagai sesuatu yang utama. Sebab, pembinaan akhlak dan keagamaan lebih nyata dampaknya daripada distribusi kondom yang akan mengancam keburukan moral masyarakat lewat perzinaan.
"Jadi kami (ormas-ormas Islam, red) minta kepada Menkes untuk mencabut kebijakan ini. Dan jika kami diminta membantu, kami siap membantu," terang Kiai Said diamini seluruh anggota LPOI, di Gedung PBNU, Jakarta Pusat.
Redaktur : Syaifullah Amin
Penulis : Mahbib Khoiron