Nurul Jadid Pesantren Terbaik Penanganan Covid-19 versi Satgas NU
Kamis, 7 Januari 2021 | 20:00 WIB
Pemilihan Pondok Pesantren Nurul Jadid sebagai terbaik karena telah mendapatkan nilai terbaik dalam enam kriteria yang ditetapkan, yakni (1) memiliki satgas, (2) melakukan upaya pencegahan, (3) mitigasi maksimal, (4) perubahan perilaku, (5) kemandirian, dan (6) dampak positif untuk pesantren dan masyarakat sekitar. (Foto: Pesantren Nurul Jadid)
Jakarta, NU Online
Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, Jawa Timur meraih pesantren terbaik dalam penanganan Covid-19 tingkat nasional dari Satgas NU Peduli Covid-19.
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menyampaikan bahwa Pesantren Nurul Jadid masif dan gigih dalam mengendalikan penyebaran virus yang tengah menjadi pandemi tersebut.
"Nurul Jadid yang paling masif, paling gigih membangun gugus tugas dan berhasil andil mengendalikan, meminimalisir tersebarnya Covid-19 ini," ujarnya secara virtual pada Kamis (7/1).
Kiai Said berharap pesantren lain dapat mencontohnya dengan mengaktifkan sosialisasi kepada santri dan masyarakat tentang bahaya dan cara penanggulangannya.
"Mari kita sosialisasikan bahwa Covid-19 ada. Bahaya. Bukan omong kosong. Saya menyayangkan yang masih menganggap Covid-19 tidak ada," katanya.
Ketua Satuan Tugas Covid-19 PBNU dr Makki Zamzami menyampaikan bahwa apresiasi terhadap kerja-kerja satgas pesantren sangat diperlukan sebagai motivasi untuk pesantren lainnya.
Pemilihan Pondok Pesantren Nurul Jadid sebagai terbaik karena telah mendapatkan nilai terbaik dalam enam kriteria yang ditetapkan, yakni (1) memiliki satgas, (2) melakukan upaya pencegahan, (3) mitigasi maksimal, (4) perubahan perilaku, (5) kemandirian, dan (6) dampak positif untuk pesantren dan masyarakat sekitar.
"Banyak pesantren calon nominator cukup baik dalam penanganan Covid-19. Dalam penghitungan poin, Pesantren Nurul Jadid menjadi nominator dengan angka tertinggi," ujarnya.
Dokter Makky berharap pesantren-pesantren lainnya dapat membantu menangani Covid-19 di pesantren dan masyarakat sekitar. Sebab, menurutnya, pesantren merupakan cerminan kesehatan masyarakat. Para santri menjadi agen yang mendorong perubahan kesehatan masyarakat.
"Harapan kami kita bisa terlepas dari pandemi ini. Ini harapan jangka panjang bahwa pesantren ke depan akan menjadi pesantren sehat, santri kuat, indonesia maslahat," katanya.
Sementara itu, Ketua Pondok Pesantren Nurul Jadid KH Abdul Hamid Wahid menyampaikan bahwa pembentukan satgas bersamaan waktunya dengan pengumuman masa darurat dari pemerintah, yakni para pertengahan Maret 2020.
Penghargaan tersebut, lanjutnya, merupakan hasil dari kekompakan seluruh pihak yang bekerja sama dengan baik, mulai dari santri, wali santri, guru, dan masyarakat.
Kiai Hamid menegaskan akan terus berkontribusi dan akan terus belajar mengingat prediksi selesai Covid-19 masih belum tentu, bahkan hingga dua tahun. "Kita akan terus merencanakan dan menata sampai tuntas," ujarnya.
Adapun Direktur Klinik Az-Zainiyah Nyai Hj Khodijatul Qadriyah menegaskan bahwa apa yang dilakukan ini adalah bentuk panggilan tugas pengabdian. "Bentuk pelayanan panggilan yang sudah murni terpanggil sebagai tugas," pungkasnya.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Kendi Setiawan