Sleman, NU Online
Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor Nusron wahid mengatakan Gerakan pemuda Ansor masih memiliki pekerjaan rumah dalam mengatasi problem bangsa. Yakni menjaga kebhinekaan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), mengatasi kemiskinan dan mencegah serta melawan tindakan korupsi.
<>
"Selagi masih ada kekerasan atas nama agama, masyarakat kelaparan, pendidikan yang kurang layak dan banyaknya korupsi, berarti Ansor masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan,"ujarnya dalam sambutan pembukaan Kongres GP Ansor di Pesantren Sunan Pandanaran Yogyakarta, Kamis (26/11).
Ia menegaskan gerakan radikalisme agama harus dilawan karena mengancam keutuhan NKRI. Dikatakan, peristiwa radikalisme bangsa Timur Tengah maupun Paris tidak boleh terjadi di Indonesia.
"Karenanya tugas Ansor adalah mengawal kebhinekaan dan keutuhan NKRI,"tandasnya.
Di depan ribuan peserta kongres, Nusron memaparkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan angka kemiskinan masih mencapai 70 persen. Rata-rata sebagian besar mereka yang miskin adalah warga pedesaan dan memasuki usia produktif sekitar 30-60 tahun
"Bila bangsa Indonesia masih ada kemiskinan berarti banyak anggota Ansor yang miskin karena usia produktif itu kaum pemuda,"imbuhnya.
Melihat kondisi demikian, Ansor berkomitmen melakukan penguatan potensi untuk membantu kemsikinan. "Hukumnya wajib membantu entaskan kemiskinan,"tegas pria asli Kudus.
Ia menegaskan kongres XV ini menjadi momentum meroformulasikan gerakan Ansor ke depan. NU atau Ansor harus mengkombinasikan kekuatannya di pedesaan dan perkotaan.
"Wajah Ansor hari ini itu NU masa depan. Wajah NU sebagai representasi bangsa ini. Bila Ansor maupun NU semakin baik maka akan mencerminkan kondisi bangsa,"tegasnya.
Kongres Xv Ansor dibuka Wapres Jusuf Kalla ini, dihadiri Gubernur Yogyakarta Sultan Hamengko Buwono, Sekjen PBNU Helmy faisol dan ribuan kader Ansor dan Banser. (Qomarul adib/Abdullah Alawi)