Nasional

Panduan Pelaksanaan Hari Santri 2023

Senin, 16 Oktober 2023 | 11:30 WIB

Panduan Pelaksanaan Hari Santri 2023

Logo Hari Santri 2023. (Foto: kemenag.go.id)

Jakarta, NU Online

Kementerian Agama (Kemenag) RI telah menerbitkan surat edaran tentang Panduan Pelaksanaan Peringatan Hari Santri tahun 2023 pada 11 Oktober 2023 yang ditandatangani oleh Menteri Agama (Memang) Yaqut Cholil Qoumas.


Hari Santri diperingati setiap tanggal 22 Oktober. Hal tersebut berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 22 tahun 2015 tentang Hari Santri. Sebagai pedoman, Kementerian Agama perlu mengeluarkan Surat Edaran Kementerian Agama tentang Panduan Pelaksanaan Peringatan Hari Santri.


"Edaran ini bertujuan untuk memberikan panduan bagi pemangku kepentingan, pesantren, santri, dan masyarakat dalam melaksanakan kegiatan Peringatan Hari Santri 2023,” jelas Menag Yaqut dalam Surat Edaran Menteri Agama No SE 10 Tahun 2023 dilansir kemenag.go.id.


Berikut panduan pelaksanaan Hari Santri 2023 yang diatur dalam Surat Edaran Pelaksanaan Peringatan Hari Santri 2023.

 
  1. Logo. Logo peringatan Hari Santri 2023 dapat diunduh melalui laman NU Online dan Kemenag.
  2. Apel Hari Santri 2023 dilaksanakan pada tanggal 22 Oktober 2023 pukul 07.00 WIB yang terpusat di Tugu Pahlawan Kota Surabaya, Jawa Timur dengan Inspektur Apel Hari Santri oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan disiarkan langsung melalui kanal media sosial Kementerian Agama.
  3. Peringatan Hari Santri 2023 dapat dilakukan melalui kegiatan zikir, shalawat, munajat, doa, dan kegiatan lainnya yang relevan dengan tema.
  4. Sosialisasi tema, logo, dan rangkaian kegiatan peringatan Hari Santri 2023 dilaksanakan melalui website, media sosial, dan spanduk, baliho, atau standing banner.
  5. Seluruh pelaksanaan kegiatan Peringatan Hari Santri 2023 disesuaikan dengan kemampuan masing-masing dan mengedepankan prinsip kesederhanaan dan kekhidmatan.


Tema Hari Santri: jihad tak lagi merujuk ke pertempuran fisik

Menag menegaskan bahwa tema peringatan Hari Santri 2023 adalah Jihad Santri Jayakan Negeri. Tema tersebut memiliki makna yang dalam dan relevan dengan perkembangan zaman, yaitu merayakan semangat dan dedikasi para santri sebagai pahlawan pendidikan dan perjuangan melawan kebodohan.


"Di zaman yang penuh dengan tantangan dan kompleksitas, jihad tidak lagi merujuk pada pertempuran fisik, melainkan pada perjuangan intelektual yang penuh semangat. Santri sebagai penjaga terdepan dalam pertempuran melawan ketidakpahaman, kebodohan, dan ketertinggalan," tegasnya.


Lebih lanjut dijelaskan tema tersebut juga memiliki makna bahwa santri merupakan pejuang ilmu pengetahuan yang tidak kenal Lelah mengejar pengetahuan dan kebijaksanaan sebagai senjata utama mereka.


Dalam tradisi Islam, jihad intelektual adalah cara untuk membela nilai-nilai keadilan, perdamaian, dan pengetahuan. Santri sebagai teladan dalam menjalani jihad ini.

 

Dengan buku sebagai senjata dan pena sebagai tongkat kebijaksanaan, para santri memperdalam ilmu dan menyebarkan cahaya pengetahuan.