Suasana shalat ghaib untuk Mbah Maimoen Zubair di Masjid An-Nahdlah PBNU Jakarta, Selasa (6/8) siang.
Pelaksanaan shalat ghaib diimami oleh Katib Syuriyah PBNU KH Mujib Qulyubi.
Kiai Mujib mengatakan bahwa pelaksanaan shalat ghaib merupakan tradisi keagamaan yang biasa dilakukan Nahdliyin dalam rangka mendoakan orang yang meninggal. Namun, shalat ghaib kali ini sangat penting karena jenazah yang meninggal merupakan tokoh besar Islam.
"Beliau (Mbah Maimoen) tokoh nasional, tokoh Islam, dan lebih-lebih tokoh Keluarga Besar Nahdlatul Ulama," kata Kiai Mujib.
Menurutnya, seusai shalat ghaib, acara dilanjut dengan khataman Al-Qur'an oleh Jam'iyyatul Qurra wal Huffadz dan pembacaan tahlil.
"Nanti tahlil abis asar setelah khataman Al-Qur'an untuk mendoakan Mbah Maimoen Zubair dan jamaah," ucapnya.
Sebagaimana diketahui, ulama kharismatik yang lahir pada 28 Oktober 1928 itu telah menghembuskan nafas terakhirnya di Makkah, Arab Saudi pada Selasa (6/8/2019) sekitar pukul 04.17 waktu setempat.
Menurut informasi yang berhasil ditelusuri NU Online, ulama sepuh yang telah mencapai usia 91 tahun itu meninggal di kamar nomor 1423 di tempat penginapannya di Makkah. Beliau sempat dilarikan ke rumah sakit setempat.
Kabar meninggalnya Mbah Maimoen salah satunya datang dari Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) PBNU KH Abdul Ghafarrozin.
"Innalillahi wa inna ilahi raji'un. Nembe mawon kapundut Simbah Maimoen Zubair wonten Makkah (baru saja wafat Syekh Maimoen Zubair di Makkah)," katanya dalam sebuah pesan singkat. (Husni Sahal/Fathoni)