Nasional

Pemilu 2024, Parpol Didorong Adu Gagasan untuk Rebut Suara Rakyat

Senin, 13 Maret 2023 | 21:00 WIB

Pemilu 2024, Parpol Didorong Adu Gagasan untuk Rebut Suara Rakyat

Ilustrasi politik. (Foto: NU Online)

Jakarta, NU Online

Wakil Presiden Republik Indonesia (Wapres RI) KH Ma’ruf Amin meminta partai politik (parpol) agar mampu beradu gagasan untuk merebut suara rakyat pada gelaran Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. 


Menurut Wapres, Pemilu merupakan ajang menemukan pemimpin terbaik bangsa. Untuk itulah, parpol yang menjadi peserta Pemilu 2024 sekaligus sebagai kendaraan politik calon pemimpin di masa depan diimbau agar dapat bersaing gagasan yang segar.


Hal tersebut diungkapkan Kiai Ma’ruf Amin saat memberikan pidato kunci dalam acara Dialog Kebangsaan bersama Partai Politik dalam rangka Persiapan Pemilu Tahun 2024, di The St Regis Hotel, Jakarta, pada Senin (13/3/2023). 


“Partai politik peserta pemilu mestinya berjuang merebut suara rakyat melalui suguhan gagasan-gagasan baru dan cemerlang,” ucap Wapres yang juga mengemban amanah sebagai Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu. 


Politik Identitas

Wapres juga mengingatkan para pimpinan, kader, dan simpatisan parpol untuk tidak menggunakan strategi politik identitas. Sebab politik identitas dapat menyebabkan polarisasi sosial tajam di tengah masyarakat. 


Kiai Ma’ruf menegaskan, strategi polarisasi dengan mengedepankan politik identitas mungkin saja dapat memenangkan suara. Namun polarisasi dan politik identitas itu juga dapat merusak negara. 


Karena itu, Wapres menegaskan bahwa strategi pemenangan Pemilu 2024 wajib mengedepankan persatuan nasional meskipun peserta Pemilu, yakni parpol sebagai kendaraan politik para calon pemimpin, tengah bersaing untuk memenangkan kontestasi.


Polarisasi di Pemilu 2019

Sebagai contoh, Wapres menyebut bahwa polarisasi sosial di masyarakat telah terjadi pada Pemilu 2019. Ia menuturkan, sebagian para pendukung parpol dalam berkampanye saling menjatuhkan dengan isu politik identitas. 


“Kondisi tersebut sungguh memprihatinkan dan menjadi ujian yang mengancam bangsa kita. Pemilu seolah menjadi kontraproduktif karena berpotensi memecah-belah bangsa. Kita mesti bulatkan tekad dan satukan langkah agar Pemilu 2024 menjadi Pemilu yang aman, damai, dan berkualitas,” imbau Wapres.


Wapres menegaskan, Pancasila harus digenggam sebagai kunci dalam menghadapi Pemilu 2023. Kampanye Pemilu tak boleh bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Ia menyebut, salah satu hal yang bertentangan dengan nilai Pancasila yakni ketika kampanye menggunakan isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). 


NU Tolak Politik Identitas

Penolakan terhadap politik identitas berkali-kali kerap digaungkan oleh Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya). Ia menegaskan bahwa NU ngotot menolak politik identitas, baik identitas Islam maupun identitas NU sendiri. 


Sebab menurut Gus Yahya, penolakan terhadap praktik politik identitas karena NU tidak mau masuk ke dalam dinamika kompetisi politik yang hanya melulu didasarkan pada pembelaan identitas-identitas. Karena itu, penggunaan politik identitas akan membuat kontestasi Pemilu menjadi irasional atau tidak berdasar akal sehat. 


“Kalau NU lawan yang bukan NU maka itu tidak ada argumen rasional di sana. Kalau bukan NU, pokoknya nggak mau. Kalau nggak qunut, nggak mau. Mulai puasanya bareng apa enggak? Kalau nggak bareng nggak mau. Tidak ada argumentasi rasional," kata Gus Yahya. 


Pewarta: Aru Lego Triono

Editor: Fathoni Ahmad