Jakarta, NU Online
Ajaran dalam agama Islam tidak berhenti pada hubungan antara manusia dan Tuhannya semata. Namun Islam juga mengandung ajaran yang mengatur hubungan antar sesama manusia serta hubungan manusia dan lingkungan. Ajaran tersebut dikenal dengan Islam Rahmatan Lil Alamin.
Oleh karena sebagai umat Islam, sikap dan perilaku seorang muslim tidak hanya tercermin dari ibadahnya pada Allah SWT semata, namun juga seharusnya tercermin dari bagaimana ia memperlakukan orang lain dan lingkungannya.
“Kita beragama itu salah satu tujuannya untuk kemanusiaan. Kalau kita perhatikan semua ibadah di dalam Islam itu bertujuan agar manusia itu bisa menjadi lebih baik terhadap sesama. Sebagai umat beragama kita harus selalu menjaga hubungan dengan Tuhan, hubungan dengan sesama manusia dan mahluk-mahluk lain,” kata Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof Siti Musdah Mulia di Jakarta.
Ia menyayangkan adanya beberapa kelompok yang memakai agama sebagai bungkus dalam mengampanyekan ajaran yang cenderung kontraproduktif dengan tujuan keagamaan yang bahkan berpotensi besar memecah belah persatuan di antara masyarakat. Karena itu meminta masyarakat untuk tidak mudah terpengaruh dengan provokasi demikian yang menggunakan agama sebagai bungkus kepentingan.
Dalam kondisi yang demikian marak di mana agama dijadikan tabir bagi kepentingan tertentu, Musdah Mulia menekankan pentingnya menghidupkan kembali ruang pendidikan keagamaan informal di level rumah tangga, kantor dan lingkungan lainnya. Melalui ruang pendidikan informal semacam itu diharapkan nilai Islam Rahmatan Lil Alamin yang universal dapat lebih terasa oleh masyarakat.
Sebagai konsekuensinya, agama Islam mengenal konsep ukhuwah basyariyah atau persaudaraan antar sesama manusia apapun agama dan kepercayaan yang diyakini. Konsep ini semakin penting untuk dianut mengingat Indonesia sebagai negara yang sangat majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa.
“Sebagai orang yang beragama dan apalagi dengan mengaku sebagai orang yang berbangsa Indonesia maka seharusnya memiliki rasa kemanusiaan yang lebih kuat. Merusak ukhuwah basyariyah sama dengan merusak sendi-sendi doktrin Islam,” ujarnya. (Ahmad Rozali)