Perwakilan Banom dan Lembaga NU Ikuti Pelatihan Konselor Pencegahan Perkawinan Anak
Senin, 18 November 2024 | 11:00 WIB
Suasana pelatihan pencegahan perkawinan anak Program INKLUSI Lakpesdam PBNU yang diikuti sejumlah lembaga dan banom NU di Kota Bogor. (Foto: dok. Lakpesdam PBNU)
Bogor, NU Online
Program INKLUSI Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar pelatihan nasional bertema Pemberian Layanan Konseling (Konsultasi) dan Penanganan Pencegahan Perkawinan Anak di Kota Bogor, pada 14-16 November 2024.
Agenda ini diikuti para calon konselor yang berasal dari lembaga dan badan otonom (banom) NU, ada perwakilan Fatayat NU, Lembaga Kemaslahatan Keluarga (LKK) NU, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU).
Program Manager INKLUSI Lakpesdam PBNU Nurun Nisa menjelaskan, pelatihan ini bertujuan meningkatkan kapasitas para pendamping dan penggerak masyarakat dalam memberikan layanan konseling serta menangani kasus terkait perkawinan anak.
Baca Juga
Menekan Tingkat Perkawinan Anak
Selain itu, kegiatan ini menjadi upaya strategis untuk mencetak fasilitator yang mampu melatih kader komunitas di wilayah kerja masing-masing.
"Perkawinan anak adalah persoalan serius yang membutuhkan pendekatan holistik. Melalui pelatihan ini, kami berusaha memastikan bahwa para pendamping memiliki pengetahuan, keterampilan, dan perspektif yang tepat untuk mendukung korban dan mencegah kasus serupa di masa depan,” ujar Nisa, Ahad (17/11/2024).
Lebih lanjut, Nisa menyampaikan bahwa pelatihan ini adalah bagian dari komitmen berkelanjutan Lakpesdam PBNU.
Dengan membangun kapasitas pendamping, ia berharap dapat menghadirkan solusi yang berdampak nyata dalam mengurangi angka perkawinan anak di Indonesia.
"Ini juga merupakan wujud dukungan kami terhadap prioritas nasional dalam melindungi hak-hak anak,” tambahnya.
Materi komprehensif dan praktik langsung
Pelatihan ini dirancang dengan materi yang komprehensif, meliputi pengenalan konsep keluarga maslahah, prinsip dan teknik konseling, hingga sistem rujukan bagi korban perkawinan anak. Para peserta juga dilibatkan dalam simulasi praktik konseling untuk mendalami teknik fasilitasi dan alur penanganan kasus.
Narasumber utama dalam pelatihan ini adalah Nurmey Nurulchaq dan Vitria Lazzarini, dua psikolog berpengalaman yang telah lama bergerak di bidang perlindungan perempuan dan anak.
Menurut Nurmey, pelatihan ini dirancang agar para peserta tidak hanya memahami teori tetapi juga mampu menerapkannya di lapangan.
"Kami berharap peserta bisa menjadi fasilitator yang andal, mampu melatih kader di wilayah masing-masing untuk mencegah dan menangani perkawinan anak secara efektif,” ungkap Nurmey.
Para peserta merasa mendapatkan manfaat besar dari pelatihan ini. Salah satu peserta, Maria Ulva dari LKP3A Fatayat NU Kabupaten Bogor mengungkapkan bahwa pelatihan ini memberikan wawasan baru yang sangat berguna.
"Saya belajar banyak, terutama tentang teknik konseling dan bagaimana membangun sistem rujukan yang efektif. Ini akan sangat membantu pekerjaan saya dalam mendampingi korban di lapangan,” kata Maria.
Ia juga mengatakan bahwa pelatihan ini memberikan perspektif baru tentang pentingnya pendekatan berbasis keadilan dan kesalingan dalam menangani kasus perkawinan anak.
“Tidak hanya ilmu teknis, kami juga dibekali dengan nilai-nilai yang menjadi dasar dalam memberikan layanan konseling yang humanis,” tambahnya.
Dengan pelatihan ini, Program INKLUSI Lakpesdam PBNU diharapkan dapat mencetak fasilitator yang mampu melatih komunitas di wilayah kerja masing-masing, sehingga upaya pencegahan perkawinan anak dapat terus berlanjut. Program ini juga diharapkan menciptakan dampak yang komprehensif, tidak hanya di wilayah target, tetapi juga untuk masyarakat yang lebih luas.
Acara ini merupakan salah satu langkah nyata Lakpesdam PBNU dalam mendukung perlindungan hak-hak anak, khususnya dalam upaya menurunkan angka perkawinan anak di Indonesia yang masih menjadi tantangan serius. Dengan kolaborasi berbagai pihak, pelatihan ini dapat memberikan kontribusi signifikan dalam menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.