Nasional

Pesan Hari Santri dari Banjarnegara

Selasa, 23 Oktober 2018 | 23:35 WIB

Palu, NU Online
Berbagai kegiatan mewarnai peringatan Hari Santri 2018. Beragam pesan juga disampaikan dalam momentum tersebut.

Dari Cirebon, Ketua PCNU Kabupaten Cirebon, KH Aziz Hakim Syaerozi menjelaskan Hari Santri harus menjadi momentum untuk kalangan santri dan bangsa ini untuk meneladani dan membangkitkan kembali resolusi jihad yang dicetuskan oleh Hadratusyyaik KH Hasyim Asy'ari dan para Kiai terdahulu untuk membangun dan menjaga NKRI.

"HSN ini diperingati agar kita para santri tidak lupa bahwa santri adalah ruh dari bangsa ini. Peran santri tidak bisa dianggap remeh dalam sejarah bangsa. Santri adalah salasatu elemen yang merebut kemerdekaan dan yang menjaga NKRI sampai sekarang dan seterusnya," tegas Kang Aziz, sapaan akrabnya.

Di Lamongan, SDNU Banat, Banin tak ketinggalan memeriahkan Hari Santri. Peringatan diisi dengan doa bersama untuk KH Mastur Asnawi di makam Masjid Agung Kota Lamongan. Kiai Mastur Asnawi adalah ulama yang berperan dalam penyebaran ajaran Islam di Lamongan.

Di kota Bandung, upacara Hari Santri diselenggarakan oleh PCNU Kota Bandung dipusatkan di SMK Medina di samping Kantor PCNU Kota Bandung, Jl Sancang Nomor 8.

"Hari santri adalah hari yang berkah bagi seluruh masyarakat Indonesia, karena melihat historis nya bahwa para santri pra kemerdekaan dan pasca kemerdekaan selalu setia kepada NKRI dan Nusantara," ucap Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Bandung, KH Agus Syarif.

Lepas Santri ke Luar Negeri

Di Kudus, ada yang istimewa dalam upacara peringatan Hari Santri 2018 di Madrasah Aliyah (MA) Nahdlatul Ulama (NU) Tasywiquth Thullab Salafiyah (TBS) Kudus, Senin (22/10/2018).

Pasalnya, upacara HSN 2018 yang dilangsungkan di halaman madrasah, itu diwarnai dengan pelepasan belasan santri lulusan MA NU TBS Kudus, yang dalam beberapa hari ke depan akan segera melanjutkan studi ke luar negeri, yakni ke Mesir dan ke Yaman.

Para santri yang dilepas dan akan meneruskan studi di Universitas Al-Azhar, Kairo, adalah M. Ibnu Faqih Alfikri, Zaki Ahmad Faruq, M. Saiful Fahmi, Aufa Nailul Muna, Azka Sabili, Moh Rifki Ashfal Muna, Abdillah Dzul Fikri, Chusni Akmal Kisai, Nurrohmad, M. Abdulloh Mubarok, dan Muh Alaikassalam.

Sedang dua santri dilepas untuk meneruskan studi di perguruan tinggi di Yaman, yaitu Muhamad Chasan Arif dan M. Basuni Baihaqi. Tiga lainnya sudah berangkat terlebih dulu ke Yaman, yaitu Qodri Azizi, Royyan Royyanal dan gus jamil.
Kepala MA. NU. TBS Kudus, KH. Musthofa Imron kepada santrinya berpesan, agar mereka menata niat dengan baik untuk thalabul ilmi (belajar).

''Niat Anda ke Mesir atau Yaman adalah untuk belajar, maka harus sungguh-sungguh,'' katanya.

KH Musthofa Imron juga mendorong para santrinya, di luar negeri membentuk atau mengikuti organisasi yang bisa menunjang peningkatan prestasi akademik. ''Buatlah atau ikuti organisasi untuk menunjang proses belajar,'' tuturnya sembari menyampaikan salam KH M Ulil Albab Arwani yang berhalangan hadir di madrasah.

Hal senada disampaikan salah satu sesepuh Madrasah TBS Kudus, KH. Hasan Fauzi. ''Niat panjenengan jangan berubah untuk thalabul ilmi,'' ungkapnya di depan para santri tersebut. ''Uthlubul ilma wa lau bis shina. Ini maksudnya, belajarlah walau sampai di tempat yang jauh,'' ujarnya.

KH Hasan Fauzi  mengingatkan, bahwa untuk mencapai kesuksesan di dunia itu harus dengan ilmu, demikian juga dengan kesuksesan di akhirat, juga dengan ilmu. ''Dan untuk meraih keduksesan di dunia dan akhirat, pun dengan ilmu,'' lanjutnya menambahkan.

Santri Pionir Perdamaian

Ribuan santri berkumpul untuk mengikuti upacara Hari Santri di Alun-alun Kabupaten Banjarnegara, Senin (22/10). Mengusung tema Bersama Santri Damailah Negeri, momentum tersebut mempertegas peran santri sabagai pionir perdamaian dengan spririt modernisasi Islam di Indonesia.

Dengan karakter kalangan pesantren yang moderat, toleran dan komitmen cinta tanah air, diharapkan para santri semakin menyuarakan dan meneladankan hidup damai serta menekan lahirnya konflik di tengah-tengah keragaman masyarakat.

“Marilah kita tebarkan kedamaian, kapan pun, di mana pun, kepada siapa pun,” kata Wakil Bupati Banjarnegara, H Syamsudin, yang menjadi Inspektur Upacara Peringatan Hari Santri.

Isu perdamaian yang diangkat pada Hari Santri Nasional (HSN) kali ini sebagai respon atas kondisi Bangsa Indonesia yang saat ini sedang menghadapi berbagai persoalan, seperti maraknya hoaks, ujaran kebencian, polarisasi simpatisan politik, propaganda kekerasan hingga terorisme.

Wabup Syamsudin berharap keberadaan para santri dapat menjaga keutuhan dan persatuan masyarakat pada kondisi tersebut. Hari Santri juga harus dimaknai sebagai upaya memperkokoh segenap umat beragama agar saling berkontribusi mewujudkan masyarakat yang maju, bermartabat, sejahtera, makmur dan adil, lanjutnya. (Red: Kendi Setiawan)


Terkait