Pesan Rais Aam PBNU pada Puncak Harlah Ke-25 Pesantren Sunan Bejagung Tuban
Ahad, 4 Juni 2023 | 20:15 WIB
Istighotsah Ijazah Kubra dan Doa Bersama 25 Habaib dan Kiai Sepuh pada puncak peringatan harlah ke-25 Pondok Pesantren Sunan Bejagung, Tuban, Jatim, Ahad (4/6/2023). (Foto: istimewa)
Tuban, NU Online
Puncak peringatan hari lahir (Harlah) ke-25 Pondok Pesantren Sunan Bejagung, Tuban, Jawa Timur seperti gelaran rapat akbar para ulama pesantren. Para kiai sepuh, tokoh-tokoh pesantren hingga pejabat hadir di Desa Semanding, lokasi pondok pesantren yang diasuh KH Abdul Matin Djawahir pada Ahad (4/6/2023).
Acara dikemas melalui Istighotsah Ijazah Kubra dan Doa Bersama 25 Habaib dan Kiai Sepuh. Beberapa tokoh yang hadir adalah Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, Rais Syuriyah PWNU Jatim KH M Anwar Manshur, Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar.
Tak ketinggalan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Wakil Bupati Tuban, dan Forkopimda Tuban, yang mendapat sambutan meriah dari kalangan ibu-ibu yang hadir ribuan pengunjung itu.
Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar dalam tausiyahnya mengingatkan, Islam menekankan pentingnya ilmu. Ilmu akan memberikan manusia pada derajat yang tinggi.
Memang, sekarang ada diperdebatkan soal keturunan (sanad). Padahal, Rasulullah Muhammad saw telah berwasiat bahwa "Siapa tidak berilmu niscaya nasab (keturunan) tidak memberi manfaat."
"Selama ada ilmu maka ambillah. Bisa di Indonesia sendiri, tapi juga bisa di luar negeri. Di mana pun. Sehingga, ilmu akan memberikan manfaat bagi terjaganya ajaran Islam," tutur Pengasuh Pesantren Miftachussunnah, Surabaya.
Kiai Miftach mengatakan adanya pemberian beasiswa dari Pemprov Jatim semestinya mendapat sambutan bagi kaum santri dan umat Islam secara luas. Tapi yang perlu dipahami, pemberian beasiswa tentu dikhususnya bagi yang kurang mampu membiayai untuk menuntut ilmu ke luar negeri, seperti di Universitas Al-Azhar, Mesir.
"Ya, bila selam ini Al-Azhar hanya mengenal satu jalur seperti Gontor, kini Nahdlatul Ulama telah menjalin hubungan yang baik dengan Al-Azhar," tutur Kiai Miftach.
Dikatakan, Syaikh Ali Jum'ah, mufti Al-Azhar, dalam satu forum internasional di Malaysia belum lama ini, bisa bertutur soal Nahdlatul Ulama sampai detail. Hal ini menunjukkan apresiasi dan pemahaman pihak luar negeri terhadap eksistensi NU, yang kini telah memasuki abad kedua.
"Alhamdulillah, NU telah menjadi bagian pembicaraan dan perannya di dunia internasional," tutur Kiai Miftachul Akhyar.
Demikian pula Grand Syaikh Al-Azhar, DR Thayyeb, menyatakan dukungannya terhadap NU dan bersama-sama menghimpun kemampuannya untuk mengembangkan dakwah Islam ala Ahlussunah wal Jamaah di muka bumi ini.
"Sehingga, kita berharap agar ajaran Islam bisa ditegakkan sebagaimana telah digariskan para muasis dan pendiri awal Nahdlatul Ulama," kata Kiai Miftach.
Tak lepas, Rais Aam PBNU juga menyampaikan apresiasinya terhadap Pondok Pesantren Sunan Bejagung. Peringatan Harlah ke-25, cukup mengesankan sebagai forum mencari ilmu dan keberkahan hidup.
"Saya tadi masuk, jalan-jalan penuh pengunjung. Dalam hati saya tanya: ini muktamar atau istighotsah?. Alhamdulillah, para pengunjung ingin memperoleh ilmu dan barokah dari majelis dan pondok pesantren ini," tutur Kiai Miftachul Akhyar.
Editor: Kendi Setiawan