Nasional

Pesantren Alumni STAN Fasilitasi Mahasiswa Dalami Islam

Kamis, 18 Juli 2019 | 11:00 WIB

Pesantren Alumni STAN Fasilitasi Mahasiswa Dalami Islam

Santri Pesantren Al Iman STAN.

Tangsel, NU Online
Alumni Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) yang juga tergabung dalam Alumni Ikatan Mahasiswa Nahdliyin STAN (Al Iman STAN) mendirikan Pondok Pesantren di Kompleks Perumahan Jurangmangu Timur, Tangerang Selatan. Pondok pesantren ini merupakan wadah bagi mahasiswa yang ingin mendalami ilmu agama Islam.

Tamam Khaulani, alumni STAN sekaligus inisiator berdirinya pondok, Rabu (17/7) mengatakan bahwa ada banyak mahasiswa yang berasal dari daerah tertarik untuk mondok. Namun, karena masih terbatasnya tempat, pihak pondok menyeleksi calon santri yang masuk terlebih dahulu.

"Tahun ini, pesantren yang mulai dibuka pertengahan 2017 genap memasuki tahun ketiga. Total santrinya 57 orang. Semuanya berstatus mahasiswa di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara," kata ustadz yang juga mengajar kitab Irsyadul Ibad ini.

"Pondok ini selain menampung mahasiswa STAN yang ingin mengaji, juga sebagai benteng paham Ahlussunah Wal Jamaah di lingkungan kampus," tukas pria yang saat ini masih aktif bekerja di Kementerian Keuangan tersebut.

Pondok pesantren terbagi menjadi dua bagian. Pondok putra bernama Baitul Imany sedangkan pondok putri bernama Raudatul Imany. Masing-masing pondok punya dua bangunan rumah untuk menampung para santri mukim.

Rinciannya santrinya adalah kelas ula sebanyak 27 orang dengan 12 laki-laki dan 15 perempuan; kelas wustho 30 orang di mana 10 santri adala laki-laki dan 20 lainnya perempuan. Kemudian, kelas 'ulya yang baru dibuka tahun ini untuk santri wustho yang naik kelas.

Tamam Khaulani memperkirakan akan banyak santri tahun ini sebab pondok membuka kelas baru. Selain santri mukim ada juga santri yang nonmukim. Santri nonmukim adalah santri yang hanya ikut program ngajinya, namun tidak tidur di pondok karena keterbatasan kamar.

"Tahun ini insyaallah bakal diresmikan asrama baru. Sekarang masih tahap renovasi. Mudah-mudahan September depan sudah selesai. Rencananya kami akan mengundang Direktur PKN STAN dan Kepala Bimbingan Mental Kementerian Keuangan untuk ikut meresmikan bangunan," tukas Tamam.

Seperti kurikulum pesantren pada umumnya, pondok ini juga mengkaji banyak kitab salaf. Selain tahfidz Qur'an dan hafalan hadits, ada pula kajian kitab fiqh, ilmu alat (nahwu-shorof), dan lainnya.

Pondok Pesantren yang terletak di belakang kampus PKN STAN itu mempunyai jadwal ngaji yang tidak mengganggu proses kuliah mahasiswa. Justru pihak pondok turut mendorong mahasiswa agar berprestasi di kampus.

"Pondok ini berdiri karena banyak alumni STAN yang ikut membantu baik sebagai relawan maupun donatur. Alhamdulillah, semoga Allah mempermudah niat ini," pungkas Tamam. (Bagus Rosyid/Kendi Setiawan)


Terkait