Pidato Kebudayaan, Kiai Said: Indonesia Harus jadi Penyangga Peradaban Dunia
Ahad, 27 November 2022 | 17:00 WIB
KH Said Aqil Siroj saat Pidato Kebudayaan bertajuk Spirit Islam Nusantara untuk Peradaban Dunia, di Aula VIP, Masjid Istiqlal, Jakarta, Ahad (27/11/2022). (Foto: NU Online/Junaidi)
Jakarta, NU Online
Ketua Dewan Pembina Islam Nusantara Foundation (INF) KH Said Aqil Siroj mengatakan, Indonesia sebagai bangsa yang besar dan diberkahi sumber daya alam berkelimpahan, harus bisa mandiri, berdaulat, adil, dan makmur serta menjadi center of gravity (pusat gravitasi) dunia.
“Indonesia harus mampu menjadi penyangga peradaban dunia,” Kiai Said dalam acara Pidato Kebudayaan bertajuk Spirit Islam Nusantara untuk Peradaban Dunia, di Aula VIP, Masjid Istiqlal, Jakarta, Ahad (27/11/2022).
Caranya, lanjut dia, yakni dengan mengkonsolidasikan kedaulatan pangan, energi, dan konservasi, untuk melindungi dan memakmurkan segenap warga bangsanya menuju kehidupan yang berkemaslahatan.
“Strategi Indonesia secara geoekonomi, geopolitik dan geostrategi serta positioning di kancah global, tentunya harus dibarengi dengan kemampuan Indonesia dalam mewujudkan konsolidasi tersebut,” terangnya.
Menurut Kiai Said, hal itu dilakukan sebagai langkah antisipasi dalam menghadapi ancaman resesi global, krisis pangan, dan krisis energi dunia, yang telah di depan mata. Optimalisasi sumber daya alam yang dimiliki harus dilakukan dengan serius, tidak mementingkan kepentingan pribadi atau kelompok yang dapat merugikan rakyat.
“Lakukan kerja-kerja kebangsaan secara berjamaah (antara pemerintah, organisasi masyarakat sipil, pelaku usaha, parpol, akademisi dan media), akan mampu merubah ancaman menjadi peluang untuk dimenangkan,” tutur Pengasuh Pesantren Luhur Al Tsaqafah, Ciganjur, Jakarta Selatan ini.
Kiai Said menambahkan, yang disebut kerja-kerja berjamaah adalah mengorganisir kecerdasan dan potensi digital anak-anak bangsa, menggalang solidaritas sosial dan menumbuhkembangkan ekonomi gotong royong berkemaslahatan.
Bukan hanya itu, Kiai Said juga mengajak untuk memperkuat eksistensi budaya dan kearifan lokal, mengglorifikasi dan membumikan ideologi Pancasila secara massif, serta mendorong visi politik kebangsaan yang luhur.
“Kerja-kerja berjamaah itu semua dilakukan untuk memperkokoh sistem pertahanan dan keamanan rakyat, agar bangsa dan negara ini tidak terjungkal dalam kubangan kehancuran,” jelasnya.
Lebih lanjut, Profesor Bidang Ilmu Tasawuf dari Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya, Jawa Timur ini juga mendorong pemerintah, sebagai penyelenggara negara, untuk lebih berani memihak kepada kepetingan dan kedaulatan rakyat. Khususnya yang menyangkut keamanan hidup dan keselamatan nyawa manusia.
“Keselamatan nyawa manusia Indonesia harus menjadi prioritas utama. Keamanan hidup dan keselamatan rakyat harus tegas dijamin oleh negara,” tegasnya.
Hal lain yang tak kalah penting untuk diprioritaskan, kata Kiai Said, yakni redistribusi aset, lahan dan tanah untuk rakyat. Selanjutnya, optimalisasi energi baru dan terbarukan juga wajib disegerakan dan tak boleh ada yang menghambat.
“Itu semua harus dipercepat dan bukan basa-basi. Monopoli atas pangan, energi, obat obatan, lahan dan tanah harus segera dihentikan,” tandas Kiai Said.
Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Musthofa Asrori