Yogyakarta, NU Online
Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) DI Yogyakarta mengusulkan adanya pembenahan terhadap format materi kaderisasi yang akan menjadi acuan pengkaderan di seluruh cabang PMII di Indonesia.
<>
Hal ini disampaikan dalam rangka menghadapi Kongres Kongres XVIII Pengurus Besar PMII di Provinsi Jambi, 30 Mei- 5 Juni 2014. Forum tertinggi PMII ini akan dihadiri perwakilan pengurus cabang se-Indonesia.
Ketua PC PMII DIY Zainuddin menyebutkan bahwa hal terpenting di PMII ialah kaderisasi, sebab PMII mempunyai tanggung jawab besar untuk menciptakan kualitas SDM kader yang nantinya akan menjadi pemimpin di republik ini, dan pintu masuk awal kaderisasi itu adalah materi pengkaderan.
“Kami jajaran PC PMII DIY jauh-jauh hari sudah menyiapkan apa yang akan dibawa ke Kongres PB PMII di Jambi. Selain merekomendasikan Miftakul Aziz sebagai kandidat Ketua Umum PB PMII, kami juga merekomendasikan untuk adanya rekonstruksi materi kaderisasi yang ada di PMII,” ucap Zainuddin ketika ditemui di sela-sela waktu ngopi.
Pandangan senada juga diungkapkan oleh Soecipto, Sekertaris PC PMII DIY. Ia mengungkapkan fakta sosial dan politik di Indonesia yang sudah mengalami perubahan luar biasa, sehingga merekonstruksi materi kaderisasi di PMII menjadi sebuah keniscayaan.
“Kami memaknai Kongres tidak hanya soal pergantian ketua, tetapi yang paling substansial adalah mengevaluasi kaderisasi yang ada di PMII. Sejuah yang kami kaji di cabang yang paling mendesak saat ini adalah rekonstruksi materi kaderisasi,” ungkap Soecipto.
Lebih lanjut Soecipto menyebutkan materi yang digunakan selama ini dalam pelaksanaan Pelatihan Kader Dasar (PKD) seperti materi Paradigma Kritis Transformatif, Aswaja, Nilai Dasar Pergerakan (NDP) masih menggunakan konstruksi dan tafsiran lama, padahal situasi sosial dan politik saat ini sudah berubah.
Akibatnya, tambah Soecipto, kader PMII kadang mengalami kebingungan dalam menempatkan dirinya sebagai bagian mahluk sosial, termasuk soal relasi PMII dengan negara, apakah oposisi total, atau kompromistis. Sehingga Soecipto secara khusus berharap agar Kongres nanti bisa berjalan maksimal untuk megkaji ulang materi kaderisasi dengan seluruh perwakilan pengurus cabang yang hadir. (Romel Masykuri/Mahbib)