Polemik Kedatangan Timnas Israel, PSTI: Kita Harus Bisa Pisahkan Politik dan Olahraga
Senin, 27 Maret 2023 | 12:00 WIB
Jakarta, NU Online
Paguyuban Suporter Timnas Indonesia (PSTI) angkat bicara terkait polemik pro-kontra kedatangan tim nasional Israel ke Indonesia dalam keikutsertaannya pada ajang Piala Dunia U20. Terkini, Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) membatalkan drawing yang rencananya digelar di Bali, pada 31 Maret 2023 mendatang.
Ketua Umum PSTI Ignatius Indro menjelaskan, timnas kesebelasan Israel merupakan anggota FIFA yang berpeluang lolos menjadi peserta pada perhelatan yang akan diselenggarakan FIFA. Untuk itu, ia menilai seharusnya Indonesia sudah mempertimbangkan segala sesuatu secara matang saat mencalonkan diri menjadi tuan rumah. Seharusnya, kata Indro, masyarakat Indonesia bisa memisahkan antara olahraga dan politik.
"Seharusnya kita sudah memikirkan segala hal saat menyatakan kesiapan menjadi tuan rumah. Tapi polemik ini sekarang sudah menjadi bola liar, dan dengan dibatalkannya drawing, ini menjadi teguran keras buat Indonesia. Kita seharusnya bisa memisahkan olahraga dan politik," ujar Indro kepada NU Online, Senin (27/3/2023).
Ia juga menilai, FIFA telah melakukan tindakan keras terhadap polemik kedatangan timnas kesebelasan Israel. Kepada pemerintah Indonesia, Indro meminta untuk segera bertindak tegas dengan mengakhiri polemik itu.
Indro mengingatkan, kejadian ini harus dipertimbangkan tentang konsekuensi yang akan menimpa sepak bola dalam negeri jika Indonesia akhirnya benar-benar menolak kedatangan timnas Israel.
Sebab menurut Indro, akan banyak kemungkinan terburuk yang akan terjadi di kemudian hari. Di antaranya pemindahan tuan rumah hingga tak bisa ikut serta dalam semua kalender FIFA. Inilah hukuman yang harus diterima sebagai konsekuensi atas penolakan terhadap timnas Israel.
"Kalau kita kekeh (bersikukuh) menolak Timnas Israel bermain di sini, maka kita harus siap menghadapi hukuman dari FIFA, mulai dari pemindahan tuan rumah yang otomatis kita tidak bisa ikut serta karena akan digantikan oleh tuan rumah hingga kita tidak bisa ikut serta dalam semua kalender FIFA dan itu membuat sepak bola kita juga sulit berjalan, karena Israel masuk ke turnamen ini lolos lewat kualifikasi dan bukan dari keputusan FIFA semata," tambah Indro.
Senada dengan Indro, Dewan Pembina PSTI Ah Maftuchan berharap agar semua pihak bisa membedakan antara olahraga dan politik terkait masalah ini, apalagi Palestina sendiri melalui duta besarnya sangat mengerti dengan posisi Indonesia sebagai tuan rumah.
"Duta besar Palestina sendiri sudah menyatakan bisa mengerti kalau kita sebagai tuan rumah harus menerima Israel yang memang sudah lolos untuk ikut Piala Dunia U20. Jadi sudah tidak ada alasan lagi kita untuk menolak. Karena event ini tentu tidak akan mengganggu hubungan kita dengan Palestina. Jadi semua pihak harus bisa mengerti dan meredam polemik ini," kata Maftuh.
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Aiz Luthfi