Makassar, NU Online

Pimpinan Pusat Muslimat NU mengadakan pelatihan bagi para daiyah di kawasan transmigrasi, 9-12 Maret 2023 di Makassar, Sulawesi Selatan. Kegiatan yang bekerja sama dengan Kemendes PDTT ini diikuti peserta 30 Daiyah Transmigran perwakilan dari 7 UPT (Unit Pemukiman Transmigrasi) yang berada di Sulawesi Selatan.

Ketua II PP Muslimat NU, Nyai Hj Nurhayati Said Aqil Siroj mengatakan bahwa daiyah harus menerapkan 3 metode dakwah, yakni perbuatan yang baik, perkataan yang baik, dan debat yang rasional.

“Setelah kegiatan ini, diharapkan para daiyah menguasai psikologi dakwah, bagaimana penyampaian dakwah yang tepat sehingga masuk kepada pemahaman masyarakat transmigrant,” ujar Nyai Nurhayati.

Belakangan ini, menurutnya, dakwah kerap kali disampaikan dengan cara-cara yang tidak arif. Seakan-Akan ingin mengubah dan mengajak masyarakat untuk berperilaku baik, tapi justru sebagian para pendakwah melakukan provokasi.

“Itu artinya ia tidak paham akan esensi dari ajaran agama itu sendiri,” tegas Nyai Nurhayati.

Da’iyah, lanjutnya, harus mampu menyampaikan pesan dakwah yang baik dan benar tanpa mengklaim kelompok lain salah, sehingga bisa terwujud saling menghargai antarumat beragama di Indonesia.

Sementara itu, Direktur Pengembangan Kawasan Transmigrasi Rajumber Prihatin menjelaskan, para daiyah diharapkan turut mendukung pengembangan masyarakat melalui materi dakwah.

Untuk itu, kata Rajumber, peran Muslimat NU dalam penyampaian materi mengenai pencegahan stunting, pengembangan ekonomi melalui kewirausahaan, sampai edukasi pencegahan pernikahan dini sangatlah penting.

“Edukasi para Daiyah kepada anak-anak muda sejak dini penting dilakukan,” ujar Rajumber.

Apalagi, lanjutnya, pada era keterbukaan informasi saat ini yang sangat cepat, memungkinkan informasi apapun dapat dengan mudah ditemukan. Termasuk mengenai paham-paham yang dapat memecah persatuan dan kesatuan bangsa.

Senada, Amrani Suhaeb, Kabid Ketransmigrasian Disnakertrans Provinsi Sulawesi Selatan menyampaikan, kegiatan peningkatan kapasitas diadakan sebelum bulan Ramadhan.

“Dengan harapan ilmu yang telah diambil dari narasumber dapat diterapkan di waktu yang tepat, yakni saat bulan Ramadhan,” ucap Suhaeb.

Editor: Fathoni Ahmad