Nasional

Rencana Kenaikan Harga BBM Terus Mencuat, Cek dari Zaman Soeharto hingga Jokowi

Selasa, 30 Agustus 2022 | 15:45 WIB

Rencana Kenaikan Harga BBM Terus Mencuat, Cek dari Zaman Soeharto hingga Jokowi

Ilustrasi BBM naik. (Foto: Antara)

Jakarta, NU Online
Pemerintah berencana untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi pertalite dan solar, lantaran harga BBM subsidi saat ini telah membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga Rp502 triliun.

 

Besaran subsidi energi ini disebut menjadi yang terbesar di dunia. Tidak ada satu negara pun yang memberi subsidi sebesar itu. Besaran ini bahkan disebut mampu untuk membangun ibu kota baru.

 

Kenaikan harga BBM tercatat pernah dilakukan di setiap masa pemerintahan Indonesia, seiring dengan pergerakan harga energi global.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

 

Presiden Soeharto

Pada masa pemerintahan Soeharto, kenaikan BBM dilakukan sebanyak 3 kali. Pertama, 1980 yang awalnya harga BBM mulai dari Rp150, kian naik di tahun 1991 menjadi Rp550, lalu tahun 1993 menjadi Rp700, hingga pada tahun 1998 menjadi Rp1.200.

 

Presiden BJ Habibie

Di masa kepresidenan Habibie tidak ada kenaikan harga BBM. Presiden Habibir justru menurunkan harga BBM yang semula Rp1.200 menjadi Rp1.000.

 

Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur)

Sama seperti pemerintahan presiden sebelumnya, Gus Dur juga menurunkan harga BBM yang semula Rp1.000 turun jadi Rp600. Namun, pada tahun 2000 harga BBM melonjak jadi Rp1.150 dan di tahun 2001 menjadi Rp1.450.

 

Presiden Megawati

Di masa kepemimpinannya, Presiden Megawati menaikan harga BBM sebanyak 2 kali. Pertama kenaikan BBM terjadi pada 2002 dari harga Rp1.450 menjadi Rp1.550 per liter. Kemudian pada tahun 2003, ia menaikan harga menjadi Rp1.810 per liter.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

 

Kenaikan yang terjadi di masa Megawati itu dikarenakan harga minyak dunia mengalami kenaikan sebesar 108,3 persen dari USD 24 di 2001 menjadi USD 50 per barel di 2004.

 

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

Selama dua periode menjabat Presiden SBY tercatat menaikkan dan menurunkan harga BBM sebanyak 3 kali.

 

Tahun 2003 yang awalnya harga BBM sekitar Rp 1.810, naik Rp 2.400 sampai Rp 4.500 di tahun 2005. Hal itu terus berlanjut sampai tahun 2008, yang membuat harga BBM mencapai angka Rp 6.000.

 

Tak lama setelah harganya naik, Presiden SBY kembali menurunkan BBM menjadi Rp5.500-Rp5.000 pada November-Desember. Kemudian di 2009 harga BBM turun lagi menjadi Rp 4.500. 

 

Namun, kenaikan harga BBM terjadi lagi pada tahun 2013, sampai menyentuh angka Rp 6.500.

 

Presiden Jokowi

Di masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi), pada 17 November 2014 harga premium naik menjadi Rp8.500 dan solar menjadi Rp7.500.

 

Lalu, pada tanggal 1 Januari 2015 harga premium turun menjadi Rp7.600 sedangkan solar turun menjadi Rp7.250. Penurunan harga BBM kembali terjadi di bulan Januari menjadi Rp6.600 untuk premium, dan solar menjadi Rp6.400.

 

Sayangnya, Presiden kembali mengumumkan kenaikan harga BBM pada bulan Maret di tahun yang sama, menjadi sekitar Rp7.300 untuk premium dan Rp6.900 untuk solar. Pada 2016 terjadi penurunan harga BBM kembali, harga premium menjadi Rp6.500 dan untuk solar menjadi Rp5.150.

 

Saat ini, harga BBM Pertalite Rp7.650 per liter, sementara Pertamax Rp12.500 per liter. PT Pertamina (Persero) sejatinya pada 3 Agustus 2022 ini baru saja menaikkan harga tiga jenis BBM non subsidinya. Ketiga BBM tersebut diantaranya adalah Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex.

 

Secara spesifik, di DKI Jakarta misalnya, harga Pertamax Turbo (RON 98) naik dari semula Rp16.200 per liter menjadi Rp17.900, sedangkan Dexlite naik dari semula Rp 15.000 per liter menjadi Rp17.800 per liter. Kemudian, Pertamina Dex naik dari Rp16.500 per liter menjadi Rp18.900 per liter.

 

Adapun kenaikan harga tersebut berbeda di setiap wilayah seperti di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur hingga Papua.

 

BBM ini sangat dibutuhkan masyarakat karena telah menjadi salah satu komoditas penting yang digunakan hampir setiap harinya. Selain itu, BBM juga dapat memberikan pengaruh terhadap fluktuasi harga barang di pasaran.

 

Pewarta: Syifa Arrahmah
Editor: Aiz Luthfi