Sampaikan Khutbah Arafah, Ketua PBNU Jelaskan Hikmah Haji Akbar dan Pesan Moderasi Beragama
Jumat, 8 Juli 2022 | 17:38 WIB
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof KH Mohammad Mukri saat menjadi khatib pada khutbah wukuf musim haji 2022, Jumat (8/7/2022).
Makkah, NU Online
Saat menjadi khatib pada khutbah wukuf musim haji 2022, Jumat (8/7/2022), Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof KH Mohammad Mukri mengangkat materi tentang hikmah Haji Akbar dan Moderasi Beragama. Prof Mukri yang juga salah satu delegasi Amirul Hajj ini menjelaskan bahwa beruntung bagi umat Islam yang bisa menjalankan rukun Islam kelima kali ini. Pasalnya pelaksanaan wukuf bertepatan dengan hari Jumat sehingga disebut sebagai haji Akbar.
Spesialnya momentum wukuf ini juga ditunjukkan dengan termaktub secara langsung istilah haji Akbar dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 3. Ayat ini jelasnya, merupakan maklumat atau pemberitahuan dari Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia pada hari haji akbar yang terjadi pada tahun ke-9 Hijriah.
Di antara keutamaan haji akbar, lanjutnya disebutkan kalangan ulama Syafiiyyah dalam Kitab Mughni al-Muhtaj Jilid 1 halaman 497 bahwa seluruh yang berkumpul di padang Arafah pada haji akbar akan langsung mendapat ampunan dari Allah tanpa perantara.
Prof Mukri juga mengajak kepada para jamaah untuk merenungkan perjalanan kehidupan sekaligus mengambil ibrah sebagai modal menghadapi masa depan. “Mari kita bermuhasabah, bahwa kehadiran kita ke tanah suci ini berasal dari arah yang berbeda-beda. Kita disatukan oleh Allah swt dalam keragaman bangsa, suku, budaya, bahasa, dan banyak perbedaan-perbedaan lainnya yang merupakan sunnatullah,” jelasnya.
“Kita disatukan dalam Islam rahmatan lil alamin melalui tuntunan syariat menjalankan kewajiban haji di tanah suci. Dengan hal ini kita diingatkan betapa pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan dalam bingkai ukhuwah Islamiyyah, ukhuwah basyariyah, dan ukhuwah wathaniyah,” ajaknya dalam khutbah berjudul ‘Haji Akbar dan Moderasi Beragama dari Tanah yang Mulia’.
Terkait persatuan dan kesatuan ini juga telah tertulis dalam Al-Qur’an surat Al Imran 103 yang mengingatkan umat nabi Muhammad bahwa dahulu pada masa jahiliah, masyarakat saling bermusuhan sehingga timbullah perang saudara beratus-ratus tahun lamanya. Seperti perang antara kaum Aus dan Khazraj.
“Maka Allah kemudian mempersatukan hati mereka dengan datangnya Nabi Muhammad saw dan mereka masuk ke dalam agama Islam dengan berbondong-bondong. Allah telah mencabut dari hati mereka sifat dengki dan memadamkan dari mereka api permusuhan sehingga jadilah mereka orang-orang yang bersaudara dan saling mencintai menuju kebahagiaan bersama. Suasana hati yang lembut dan saling mengedepankan persatuan serta persaudaran menjadi sebuah kenikmatan yang harus dipertahankan dan disyukuri,” jelasnya.
Baca Juga
Kemuliaan Hari Arafah
Moderasi Beragama dari Tanah Mulia
Prof Mukri juga menyebutkan bahwa bersikap moderat dalam semua hal menjadi satu kunci dalam menjaga harmoni kehidupan. Terlebih moderat dalam beragama yakni sebuah sikap, cara pandang, dan praktik beragama yang mewujudkan dan memprioritaskan nilai serta esensi ajaran agama dengan mengangkat dan melindungi nilai-nilai kemanusiaan.
“Sikap dalam moderasi beragama mengusung prinsip adil, berimbang, dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan bernegara yang telah diwariskan oleh para (founding fathers) pendiri bangsa,” jelasnya terkait moderasi beragama yang juga disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 143.
Terlebih di negara Indonesia, yang sangat beragam dalam kebudayaan dan agama, Prof Mukri mengajak semua elemen bangsa untuk merawatnya sehingga akan senantiasa damai dalam kerukunan dan kehidupan beragama, berbangsa, serta bernegara.
“Moderasi bergama juga harus terus kita syiarkan ke seluruh penjuru dunia agar peradaban dan perdamaian dunia bisa terwujud. Dari Padang Arafah, mari kita ketuk pintu langit, memohon senantiasa turun rahmat ke muka bumi. Semoga perdamaian dunia bukan hanya mimpi dan toleransi serta saling menghargai selalu bersemi,” pungkasnya.
Khutbah arafah ini disampaikan prof Mukri di salah satu tenda wukuf di padang Arafah. Hadir pada kesempatan tersebut Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas, para delegasi Amirul Hajj Indonesia tahun 2022, dan segenap jamaah haji dari Indonesia. Khutbah dimulai setelah adzan shalat duhur sekitar pukul 12.15 Waktu Arab Saudi Sebelum dan sesudah khutbah tersebut, seluruh jamah membaca doa, talbiyah, shalawat, dan dzikir secara berjamaah.
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Zunus Muhammad