Semangat Ibadah Mbah Sukijan di Tanah Suci, Marbot Terlama Penerima Umrah Gratis dari LTM PBNU
Selasa, 23 September 2025 | 13:00 WIB
Jakarta, NU Online
Program Terima Kasih Marbot yang digagas Lembaga Takmir Masjid (LTM) PBNU kini terus dirasakan manfaatnya. Mbah Sukijan (73 tahun), marbot Masjid Jami’ Al-Ilham Bakalan, Dukuhseti, Pati, Jawa Tengah yang dinobatkan sebagai marbot terlama se-Indonesia, mendapat apresiasi ibadah umrah dari LTM PBNU.
Perjalanan Mbah Sukijan ditemani oleh Didi Kasidi, pengurus LTM PBNU, yang bertugas mendampingi beliau menjalankan ibadah umrah selama di Tanah Suci. Kepada NU Online, Didi mengisahkan perjalanan spiritualnya mengawal marbot yang telah mengabdi di masjid selama 56 tahun.
“Alhamdulillah, saya bersyukur bisa merasakan langsung bagaimana program LTM PBNU ini berjalan. Selain mendampingi Mbah Sukijan, saya juga ikut mengambil pelajaran dari pelayanan masjid di Arab Saudi, khususnya di Masjid Nabawi dan Masjidil Haram,” ujar Didi saat diwawancarai NU Online dari Jakarta, Ahad (21/9/2025).
Didi Kasidi mengatakan, rombongan berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta pada Rabu, 17 September 2025, pukul 14.00 WIB menggunakan pesawat Arabian Airlines, dan tiba di Bandara Madinah sekitar pukul 22.00 waktu setempat.
Sesampainya tiba di hotel yang berjarak dekat dari gerbang 338 Masjid Nabawi, Mbah Sukijan langsung menunaikan shalat di masjid kebanggaan umat Islam tersebut. Bagi Mbah Jan, sapaan akrabnya, pengalaman pertama kali shalat di Masjid Nabawi meninggalkan kesan mendalam.
“Perasaane yo seneng. Syukur dhateng Allah Ta’ala. Biasane shalat neng mesjid ndeso, saiki neng masjid sing gedhene ngene pas nek ngarepe makam Kanjeng Nabi. Bungah pol, pirang puluh tahun nembe iso tekan kene. (Perasaannya ya senang. Sangat bersyukur kepada Allah. Biasanya shalat di masjid desa, sekarang di masjid yang besarnya luar biasa dan tepat di depan makam Rasulullah. Benar-benar bahagia, berapa puluh tahun baru bisa sampai sini),” ungkap Mbah Sukijan dalam Bahasa Jawa melalui pesan suara yang dikirimkan Didi.
Semangat Ibadah di Usia Senja
Didi mengisahkan, meski sudah berusia lanjut, semangat Mbah Sukijan beribadah patut diteladani. Setiap kali menuju tempat ibadah di seberang Raudhah, ia harus berjalan cukup jauh dari hotel melewati padatnya jamaah dan suhu panas yang mencapai lebih dari 40 derajat celcius.
“Beliau biasanya berangkat sebelum Ashar. Lalu, tetap berada di Masjid Nabawi hingga setelah Isya. Jadi, hampir setengah hari di masjid, padahal jarak dari hotel ke lokasi shalat cukup jauh. Bagi saya yang masih muda saja terasa berat, tapi Mbah Sukijan sangat bersemangat,” cerita Didi.
Menurut dia, pengalaman paling berkesan adalah bisa bershalawat langsung di depan makam Rasulullah saw dan para sahabat, serta selalu mendapat tempat duduk untuk beribadah. “Ini pengalaman spiritual luar biasa yang tidak semua orang bisa merasakannya,” imbuh pria asal Tegal, Jawa Tengah ini.
Didi mengaku bahwa umrah ini merupakan pengalaman pertamanya. Pengalaman perjalanan mengawal Mbah Jan, bagi dia, luar biasa. Pertama datang agenda mereka adalah mencari spot untuk ibadah paling enak dan nyaman.
“Alhamdulillah kami menemukan spot ibadah persis di seberang Raudhah sehingga kita selalu bisa melihat makam Rasulullah dari dekat,” ungkap Didi.
Doa untuk Marbot se-Indonesia
Didi berharap program Terima Kasih Marbot bisa terus dilanjutkan agar semakin banyak marbot lain yang mendapat kesempatan serupa, yakni bisa menjalankan ibadah umrah secara gratis.
“Kami dari Madinah mendoakan agar semua marbot, takmir, dan pengurus masjid tetap bersemangat. Semoga semakin banyak Mbah Sukijan-Mbah Sukijan lain yang bisa merasakan umrah gratis ini,” harapnya.
Selama 12 hari di Tanah Suci, Mbah Sukijan berada di Madinah selama lima hari, kemudian melanjutkan ibadah umrah di Makkah selama enam hari. Selain beribadah penuh, agenda ziarah ke makam Rasulullah saw, Masjid Quba, makam para syuhada, serta city tour di sekitar Makkah juga dijadwalkan.
“Saya dan Mbah Jan doakan untuk seluruh Nahdliyin khususnya pengurus LTMNU, yang menjadi marbot, takmir, jangan putus semangat. Mudah-mudahan program Terima Kasih Marbot bisa kita laksanakan dalam jangka waktu lebih panjang,” pungkas Didi.