Nasional

Sembilan Juta Orang Percaya Isu 'Jokowi PKI'

Rabu, 19 Desember 2018 | 06:45 WIB

Jombang, NU Online
Presiden Republik Indonesia (RI) H Joko Widodo belakangan kerap kali menjawab tuduhan PKI terhadap dirinya di berbagai kesempatan. Hal ini ia lakukan untuk membantah sekaligus tak ingin masyarakat akan lebih banyak lagi 'termakan' oleh kabar bohong atau hoaks itu.

Orang nomor satu di Republik Indonesia ini mengatakan, hoaks yang menyudutkan dirinya itu telah 'memakan' korban kurang lebih dari 9 juta jiwa. Mereka percaya bahwa dirinya PKI, lantaran seseorang dan atau kelompok yang menyebarkan hoaks dengan sangat masif memolesnya.

"Ternyata menurut survei yang saya baca, sekitar 9 juta jiwa percaya terhadap isu PKI itu," katanya saat melakukan kunjungan ke Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Selasa (18/12) petang.

Ia lantas bercerita pada awal-awal tuduhan itu muncul, baik di media sosial maupun tuduhan yang beredar di tengah masyarakat langsung. Sekitar 4 (empat) tahun dirinya memang membiarkan hoaks itu 'mengalir deras', lantaran dirinya juga harus menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya sebagai kepala negara.

"Saya sebenarnya 4 tahun diam tidak menjawab isu-isu yang ada. Ya sekarang sudah saatnya saya jawab," kata Jokowi sapaan akrabnya.

"Saya difitnah, dicela dan seterusnya, saya diam saja, saya senyum saja, namun saat masyarakat yang sudah sekitar 9 juta lebih percaya akan fitnah itu maka saya harus menjawab," timpalnya.

Tuduhan dirinya PKI menurut mantan Gubernur DKI itu tak rasional. Pasalnya saat PKI pada 1965 dibubarkan, dirinya masih umur 4 (empat) tahun. Manusia yang umurnya dapat dibilang masih balita itu tentu tak mengerti terhadap keberadaan dan perkembangan PKI. 

"PKI itu dibubarkan tahun 1965 saya lahir tahun 1961, umur saya berarti masih 4 (empat) tahun. Apa ada PKI balita?," tanyanya sembari disambut tepuk tangan.

Ia menambahkan, setalah isu tersebut mulai dijawab, kembali muncul isu lain bahwa yang PKI adalah orang tuanya dan kakek neneknya. "Dan saya sampaikan bahwa saya muslim, bapak ibu saya muslim, kakek nenek saya juga muslim. Zaman keterbukaan seperti saat ini tak ada yang bisa ditutup-tutupi," jelasnya. (Syamsul Arifin/Ahmad Rozali)


Terkait