Nasional

Serahkan Naskah Akademik, NU Minta Presiden Tetapkan Harlah Pancasila 1 Juni

Ahad, 1 Mei 2016 | 09:12 WIB

Pasuruan, NU Online
Apel Besar Hari Lahir Ke-93 Nahdlatul Ulama (NU) yang diselenggarakan di Candrawilwatikta, Pasuruan, Jawa Timur, Sabtu (30/4), menjadi momen bersejarah. Dalam apel tersebut NU mengusulkan secara resmi kepada Presiden Joko Widodo untuk menetapkan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila.

NU sudah melakukan kajian akademik dan hasilnya menentukan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila. Hal itu sesuai dengan kesaksian dan pernyataan Ketua PBNU Almarhum KH Masykur bahwa kelahiran Pancasila dimulai dari pidato Bung Karno.

"NU berpendapat bahwa Pidato Soekarno pada 1 Juni 1945 adalah fakta sejarah yang tak dapat disangkal, dan Soekarno adalah penggali Pancasila," jelas Komandan Apel Besar Harlah, H Saifullah Yusuf.

Naskah akademik yang menguatkan pendapat tersebut telah diberikan secara langsung oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj kepada putri Bung Karno yang juga Presiden RI ke-5 Hj Megawati Soekarnoputri. "Nantinya Naskah akademik akan diserahkan kepada Presiden Jokowi," jelas Gus Ipul, Wakil Gubenur Jatim tersebut.

Ketua PWNU Jatim KH Hasan Mutawakkil Alallah saat mengatakan, saat ini hanya ada Hari Kesaktian Pancasila, sedangan hari lahirnya Pancasila belum ada. Menurutnya, usaha NU membuat kajian dan naskah akademik sangat tepat. "Yayasan dan pesantren saja punya tanggal lahir, lah kok bisa Pancasila, puluhan tahun menjadi ideologi dan dasar negara kok tidak punya harlah. Inikan sebuah keniscayaan," terang Kiai Mutawakkil.

"Pancasila terbukti mampu menjadi perekat bagi masyarakat dan membawa ketenteraman di tengah warga Indonesia yang berbeda suku, agama dan kepentingan," lanjutnya.

Dalam apel tersebut dihadiri oleh 10 ribu lebih kader NU, perwakilan organisasi masyarakat, dan sejumlah partai politik. ABG (Anak Buah Gus Dur) dan ABM (Anak Buah Mega) berbaur jadi satu. Terlihat merah, putih, dan hijau menjadi satu.  

Dalam kesempatan itu, hadir beberapa tokoh antara lain Hj Megawati Soekarnoputri, Wakil Rais Am KH Miftachul Akhyar, Rais Syuriah PBNU KH Mas Subadar, Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj, Pangdam V Brawijaya, Wakil Gubenur DKI Djarot Saifullah, Walikota Surabaya Tri Rismaharini, dan utusan PCNU se-Jatim serta pengasuh pesantren se-Jatim turut hadir. (Rof Maulana/Mahbib)


Terkait