Siklon Tropis Bualoi Masih Berdampak di Indonesia, BMKG Imbau Waspadai Gelombang Tinggi
Sabtu, 27 September 2025 | 13:30 WIB
Jakarta, NU Online
Meskipun Siklon Tropis Bualoi kini tengah bergerak menjauhi wilayah Indonesia, Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa pengaruhnya masih akan dirasakan. Dampak tersebut berupa potensi hujan dengan intensitas lebat dan gelombang tinggi di sejumlah perairan Indonesia.
"Siklon Tropis Bualoi yang terpantau di Laut China Selatan dengan pergerakan ke arah barat hingga barat laut diperkirakan persisten berdasarkan kecepatan angin,” ujar Prakirawan BMKG, Miftah Ali dalam siaran prakiraan cuaca, Sabtu (27/9/2025).
Miftah menjelaskan bahwa siklon ini berkembang dari bibit siklon tropis 98W. Saat ini, pusat sirkulasi terpantau di Laut China Selatan pada posisi 13,8⁰ LU dan 115,8⁰ BT atau sekitar 1.182 km sebelah utara Tarakan, Kalimantan Utara. Kecepatan angin maksimum mencapai 60 knot (110 km/jam) dengan tekanan udara minimum 980 hPa. Dalam 24 jam ke depan, kecepatan angin maksimum diperkirakan persisten dan tetap berada dalam kategori 3 (tiga), dengan pergerakan menjauhi wilayah Indonesia.
Ia menambahkan, Siklon Bualoi mampu menginduksi peningkatan kecepatan angin permukaan di sekitarnya (low level jet) hingga 25 knot di Laut China Selatan. Siklon ini juga membentuk daerah perlambatan kecepatan angin atau konvergensi yang memanjang di Kalimantan Timur, Selat Malaka, Riau, Bengkulu, Banten, Kalimantan Tengah, Selat Makassar, Maluku, dan Papua Selatan hingga Kepulauan Aru.
“Waspada terhadap ketinggian gelombang 2,5-4 meter di Selat Malaka bagian utara, Samudra Hindia Barat Aceh hingga Lampung, dan Samudra Hindia Selatan Jawa hingga Nusa Tenggara Barat,” ujarnya.
Selain itu, Miftah menyampaikan bahwa daerah pertemuan angin (konfluensi) terpantau di Laut Natuna dan perairan utara Papua. Kondisi atmosfer ini mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar siklon tropis dan sepanjang area konvergensi maupun konfluensi tersebut.
“Kombinasi dinamika atmosfer tersebut menyebabkan potensi hujan lebat yang perlu diwaspadai,” katanya.
Ia juga mengingatkan adanya potensi hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat di Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riua, dan Kepulauan Bangka Belitung.
“Waspada juga terhadap banji rob yang berpotensi terjadi pada esok hari di beberapa wilayah pesisir Indonesia yaitu Sumatera Utara, Kepulauan Bangka Belitung, Banten, dan Maluku,” ujar Miftah.
Sementara itu, salah seorang warga di Tidore, Maluku Utara, Nada menyampaikan bahwa hujan lebat disertai angin kencang terjadi dalam pekan ini.
“Hujan lebat ditambah angin kencang sudah dua minggu ini, gelombang juga tinggi. Nelayan hanya mampu melaut sampai jam 2 siang saja karena sore sampai malam itu hujan dan angin kencang,” ujar Nada saat dihubungi NU Online pada Sabtu (27/9/2025).