Stafsus Milenial Presiden Jelaskan Beda Kader IPNU dengan Pelajar Lainnya
Kamis, 25 Februari 2021 | 01:30 WIB
Staf Khusus Milenial Presiden RI Aminuddin Ma'ruf pada Resepsi Harlah Ke-67 IPNU di Gedung PBNU Lantai 8, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Rabu (24/2). (Foto: NU Online/Suwitno)
Jakarta, NU Online
Staf Khusus Milenial Presiden Republik Indonesia Aminuddin Ma’ruf mengatakan bahwa kader Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) memiliki tanggung jawab ganda. Selain sebagai seorang pelajar, kader IPNU juga merupakan seorang penggerak NU di tingkatan pelajar.
Ia menjelaskan bahwa pelajar yang tidak mengikuti IPNU cenderung hanya memiliki tugas belajar. Sementara kader IPNU, selain belajar, juga memiliki ikatan berupa Nahdlatul Ulama. Dengan begitu, otomatis mereka juga mengemban tanggung jawab untuk menebar Islam Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah.
IPNU, menurutnya, adalah dasar untuk membangun rumah NU yang kuat nan kokoh. Sebab, IPNU menjadi sumber kaderisasi rekrutmen kepemimpinan di lingkungan NU dan bangsa. Karenanya, transformasi organisasi menjadi keniscayaan yang tidak bisa dinafikan. Terlebih saat ini tengah mengalami bonus demografi.
“Konsekuensinya jika dikelola dengan baik, tentu akan menghasilkan bangsa yang produktif, kreatif, inovatif dan sebagainya,” kata Ketua Umum Pengurus Besar Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) Periode 2014-2017 itu pada Resepsi Harlah Ke-67 IPNU di Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Lantai 8, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Rabu (24/2).
Pendidikannya yang baik, pengetahuannya yang cemerlang, dan keterampilannya yang gemilang akan memenuhi bonus demografi sebagaimana yang dicita-citakan para pendiri bangsa. Namun sebaliknya, lanjut Amin, jika tidak diikuti kualitas produktifitas dan sebagainya, bonus demografi ini hanya akan menjadi bom waktu karena peningkatan pengangguran. Hal itu dapat berimbas pada kenaikan kriminalitas.
Oleh karena itu, pria kelahiran Karawang 34 tahun yang lalu itu menegaskan bahwa kader IPNU yang notabene memiliki setidaknya dua tanggung jawab tadi, seharusnya bisa lebih siap untuk menghadapi tantangan zaman.
Pada kesempatan sama, Ketua Umum Pimpinan Pusat IPNU Aswandi Jailani mengatakan, perubahan besar di bidang organisasi itu akan berdampak pada masifnya kaderisasi dengan kualitas yang meningkat. Puncaknya adalah kelahiran kader-kader potensial yang siap menempati posnya masing-masing.
“Kegiatan kaderisasi berjalan lancar, kader IPNU punya kapasitas mumpuni untuk menjalani tantangan zaman yang akan datang,” kata kader IPNU asal Jambi itu.
Oleh karena itu, Aswandi menegaskan bahwa ilmu menjadi bekal transformasi, bukan sekadar untuk pribadi, melainkan juga untuk bangsa. Tanpa kapasitas, kecerdasan intelektual, dan wawasan yang luas, menurutnya, seseorang tentu akan sulit untuk menghadapi zaman.
Kegiatan ini dihadiri secara langsung Sekretaris Jenderal PBNU H Ahmad Helmi Faishal Zaini, Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) PBNU Ali Yusuf, pengurus Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (PP IPPNU), Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM), dan Pengurus Besar Pelajar Islam Indonesia (PB PII).
Selain itu, kegiatan yang diadakan secara virtual ini juga diikuti oleh ketua umum PP IPNU lintas periode serta kader-kader IPNU yang tersebar di seluruh Indonesia.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Muhammad Faizin