Stiker Keffiyeh di Rambu Lalu Lintas, Cara Warga Amsterdam Dukung Palestina
Senin, 13 Januari 2025 | 11:00 WIB
Jakarta, NU Online
Berbagai cara menunjukkan dukungan terhadap Palestina terus dilancarkan masyarakat dunia. Salah satunya cara kreatif yang dilakukan aktivis di Amsterdam, Belanda.
Beredar sebuah video yang diunggah dari akun Instagram TRTWorld pada Senin (13/1/2025) menunjukkan simbol keffiyeh-kain penutup kepala tradisional Arab- dalam bentuk stiker terlihat dalam lampu penanda penyeberang di jalan-jalan utama Amsterdam.
Stiker tersebut terlihat saat lampu penyeberangan berwarna hijau menyala dan menggambarkan simbol penyeberang seolah mengenakan keffiyeh.
Stiker tersebut tak hanya terpasang di lampu lalu lintas tetapi juga terlihat terpasang apik di beberapa rambu jalanan dan karya mural tanpa merusak estetika dan fungsi dari bentuk aslinya.
Pemasangan stiker keffiyeh ini merupakan wujud dukungan aktivis di Belanda untuk masyarakat Palestina, terutama mereka yang masih terus ditindas di Gaza.
Unggahan tersebut menuai komentar positif dari warganet. "Luar biasa. Di mana bisa stiker ini dibeli?" tulis akun Zayewd.
"Saya suka ini. Ketika orang bertanya mengapa melakukan hal ini, semoga jawaban ini dapat memberi mereka pencerahan dan mendorong mereka untuk bergabung dalam kebenaran untuk menghentikan genosida," tulis akun krus20.
Keffiyeh secara global menjadi simbol perlawanan terhadap Israel dan solidaritas terhadap Palestina. Keffiyeh merupakan syal tradisional dengan sedikit variasi warna dan desain yang secara historis dikenakan oleh pria Arab.
TRT World menulis keffiyeh berwarna hitam dan putih menjadi identik dengan perjuangan Palestina dalam tiga dekade awal (1967-1993) pendudukan Israel yang kala itu melarang pengibaran bendera Palestina.
Kini, produksi keffiyeh di berbagai negara terus berlanjut karena mengalirnya dukungan masyarakat dunia untuk kemerdekaan Palestina. Namun, hanya satu pabrik terakhir yang berdiri di Hebron (Al Khalil), Palestina, masih memproduksi keffiyeh Palestina asli.
Dukungan terhadap kemerdekaan Palestina masih terus diupayakan oleh dunia. Pada tahun 2024, Aljazeera mencatat 146 negara dari 193 anggota PBB di dunia mengakui Palestina sebagai negara.
Hingga saat ini, genosida di Palestina masih terus berlanjut. Menurut data Biro Pusat Statistik Palestina (PCBS) hingga hari ini, serangan 7 Oktober 2023 lalu telah menelan korban meninggal dunia 47.410 jiwa di Gaza dan Tepi Barat.