Surabaya, NU Online
Ketua PWNU Jawa Timur (Jatim) KH Hasan Mutawakkil Allallah, mengaku lega dengan pernyataan minta maaf Sukmawati Soekarnoputri. Dengan demikian, berarti putri Bung Karno itu telah mengakui kesalahannya dan menyatakan penyesalannya.
Hal itu diungkapkan Pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo itu, menyusul silaturahim Sukmawati Sukarnoputri dengan para ulama NU di PWNU Jatim, Surabaya, Rabu (18/4/2018).
“Sangat positif dan perlu diapresiasi para ulama dan kiai NU,” tuturnya, di kantor PWNU Jatim, Jl Masjid Al Akbar Surabaya, Rabu (18/4).
Sejumlah kiai NU yang hadir antara lain KH Anwar Manshur (Rais), KH Nurudin A Rahman, KH Jazuli Noor (Bangkalan), KH Safrudin (Katib Syuriah), Prof Akh Muzakki (sekretaris PWNU Jatim) dll. Pertemuan tertutup sendiri berlangsung lebih kurang satu jam. Sukmawati didampingi Wati, sekprinya, dan Agustin Nasution. Selain silaturahim Sukma juga melakukan mediasi dengan PWNU bersama Polda Jatim.
Sukmawati dinilai mempunyai niat baik untuk menjaga kondisi yang tenang dan sejuk khususnya di Jatim.
“Para kiai sangat menghargai niat baik ibu Sukmawati, dan tadi kiai kiai meminta ibu Sukmawati untuk memperbanyak istighfar dan tidak mengulangi lagi karena akan menimbulkan kegaduhuan terutama umat Islam,” tutur Kiai Mutawakil pada awak media, termasuk pwnu-jatim online.
Karena Sukmawati di forum pertemuan para kiai itu telah mengakui kesalahannya, maka PWNU Jatim memaafkan puisi yang ia baca dan kemudian menimbulkan kontroversi tersebut.
“Kami mengimbau agar warga NU untuk mengikuti hasil pertemuan tersebut. Atas anjuran kiai, maka, aduan ke Polda juga dicabut,” tutur Kiai Mutawakkil Alallah, didampingi Kiai Safrudin Syarif.
Saat ditanya mengapa Sukmawati perlu islah ke PWNU Jatim, adik dari Megawati Soekarnoputri itu menjawab, karena panggilan jiwa.
“Tidak ada yang mendorong saya, ini panggilan jiwa saya,” tegas Sukma.
Seperti diberitakan, Sukmawati menggegerkan ketenangan hati umat Islam, dengan menyebut kidung lebih indah dari adzan melalui puisinya ‘Ibu Indonesia’.
“Ketika kita protes dan mendesak Polda untuk memproses puisi ibu Sukma, Polda menyarankan mediasi. Jadi, pertemuan nanti selain silaturahmi juga proses mediasi untuk islah,” tegas Kiai Mutawakkil. (Red: Abdullah Alawi)