Direktur Eksekutif NU Care-LAZISNU, Qohari Cholil pada sebuah kegiatan di Jakarta. (Foto: dok LAZISNU)
Jakarta, NU Online
Tim NU Peduli Bencana meninjau lokasi gempa di Cianjur, Jawa Barat. Tim itu terdiri dari Lembaga Amil, Zakat, Infak, dan Sedekah (LAZISNU) beserta Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Keberangkatan Tim NU Peduli Bencana ini dilakukan dari Jalan Dempo, Matraman Dalam, Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa (22/11/2022) pukul 08.30 WIB.
Direktur Eksekutif NU Care-LAZISNU Qohari Cholil menjelaskan, agenda utama Tim NU Peduli Bencana ke lokasi gempa di Cianjur adalah melakukan koordinasi dan asesmen untuk mengetahui kebutuhan-kebutuhan yang sangat diperlukan mendesak oleh warga.
Peninjauan lokasi dengan melakukan koordinasi dan asesmen langsung ke lokasi gempa pada hari ini, selanjutnya akan dilaporkan kepada jajaran PBNU, dan menyalurkan bantuan sesuai kebutuhan.
"Jadi setelah tahu, kita akan ke sana lagi memberikan bantuan yang dibutuhkan. Nanti setelah dari sana kita laporkan kepada PBNU, selanjutnya treatment apa yang harus dilakukan. Kita nunggu arahan PBNU," ungkap Qohari.
Senada, Sekretaris LAZISNU PBNU Moesafa mengatakan, peninjauan lokasi hari ini merupakan tindak lanjut dari rapat koordinasi yang dilakukan Senin (21/11/2022) malam. Koordinasi dilakukan dengan melibatkan LAZISNU di PCNU Kabupaten Cianjur dan PWNU Jawa Barat.
"Karena penanganan bencana itu tidak bisa hanya dilakukan oleh satu pihak maka kita harus berkoordinasi. Selanjutnya kita harus bersinergi dengan seluruh pemangku kepentingan, termasuk pihak pemerintah setempat," jelas Moesafa.
Ia memastikan, LAZISNU PCNU Kabupaten Cianjur dan PWNU Jawa Barat sudah berkoordinasi dengan pemerintah setempat. Sebab pemerintah menjadi pihak sentral untuk melakukan koordinasi dalam hal penanganan, sekaligus pemulihan pascagempa.
"Seluruh stakeholder yang terlibat dalam proses ini (penanggulangan dan pemulihan) harus menjadikan pemerintah daerah titik sentral koordinasi bersama," katanya.
Penanganan prioritas
Menurut Moesafa, dampak dari gempa adalah rusaknya infrastruktur sehingga penanganan kebutuhan yang harus menjadi prioritas yaitu hunian sementara atau huntara untuk para warga terdampak gempa.
"Kemudian beberapa infrastruktur lain seperti sekolah, fasilitas kesehatan, termasuk fasilitas ibadah. Ini yang akan menjadi prioritas (bantuan) sebagai dampak dari bencana gempa," katanya.
Ia lantas mengajak kepada seluruh elemen masyarakat untuk mendoakan sekaligus berpartipasi membantu para korban yang ada di lokasi bencana.
LAZISNU juga membuka donasi untuk meringankan beban para warga terdampak gempa di Cianjur. Bantuan dapat ditransfer melalui rekening Bank Central Asia (BCA) 0683331926 atas nama Yayasan Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah NU. Konfirmasi transfer melalui nomor 081398009800.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur mencatat, 162 meninggal dunia, 326 orang luka-luka, dan 13.784 warga mengungsi akibat gempa berkekuatan 5,6 skala richter yang terjadi pada Senin (21/11/2022) kemarin, pukul 13.21 WIB.
Selain itu, terdapat 2.345 unit bangunan mengalami kerusakan, 1 unit pondok pesantren rusak berat, 1 RSUD Cianjur rusak ringan, 4 unit gedung pemerintah rusak, 3 unit sarana pendidikan rusak, 1 unit sarana ibadah rusak.
Selain di Cianjur, gempa bencana gempa juga berdampak pada rusaknya 46 rumah warga di Kabupaten Bogor, 443 rumah rusak di Kabupaten Sukabumi, dan 14 unit rumah rusak di Kota Sukabumi.
Sejauh ini, beberapa kebutuhan yang sangat diperlukan di lokasi bencana adalah 20 unit tenda, alat berat untuk evakuasi, 10 unit penerangan, 100 unit velbed, dan bahan bakar minyak.
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Kendi Setiawan