Nasional

Tips Menyelamatkan Diri Hadapi Puting Beliung

Ahad, 25 Februari 2024 | 19:30 WIB

Tips Menyelamatkan Diri Hadapi Puting Beliung

Ilustrasi (Freepik)

Jakarta, NU Online 
Fenomena cuaca ekstrem puting beliung yang terjadi di Rancaekek, Bandung, Jawa barat pada Rabu (21/2/2024) menyebabkan ratusan bangunan rusak dan puluhan orang luka-luka ringan. 

 

Anggota Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LPBI PBNU), M Ali Yusuf menjelaskan serangkaian langkah yang harus dilakukan ketika terjadi puting beliung, serta pencegahan dan mitigasi terkait ancaman puting beliung.

 

"Pertama, dalam situasi puting beliung, penting untuk membawa keluar barang-barang berharga termasuk dokumen-dokumen penting. Dokumen-dokumen tersebut sebaiknya disiapkan dalam tas siaga bencana agar mudah dibawa," ujar Ali kepada NU Online, Jumat (23/2/2024).

 

Selanjutnya, matikan semua aliran listrik atau segala sesuatu yang menyebabkan korsleting atau kebakaran, tutup dan kunci seluruh pintu rumah, dan jika terlihat ada potensi petir, hindari bertiarap di atas tanah.

 

"Tutup dan kunci seluruh pintu rumah. Jika ada potensi petir, jangan bertiarap di atas tanah," papar Ali.

 

Ia juga menyarankan untuk menjauh dari bangunan tinggi, tiang listrik, pohon, bawah jembatan, dan tempat yang tidak aman lainnya jika berada di luar rumah. 

 

"Jika berada di luar rumah, hindari bangunan tinggi, tiang listrik, pohon, bawah jembatan dan tempat yang tidak aman lainnya," jelas dia.

 

"Segera berlindunglah di tempat yang aman selama kurang lebih 10-15 menit," papar Ketua Umum Humanitarian Forum Indonesia (HFI) tersebut.

 

Setelah puting beliung berlalu, Ali menekankan pentingnya memastikan keamanan dan keselamatan diri serta keluarga saat kembali memasuki rumah.

 

Sementara itu, terkait langkah pencegahan dan mitigasi ancaman puting beliung, ia mengingatkan pentingnya mengetahui potensi ancaman puting beliung di daerah masing-masing dan membuat atau menyusun peta rawan bencana puting beliung serta menetapkan lokasi evakuasi yang aman.

 

"Bisa didapatkan di antaranya dari dokumen kajian risiko bencana daerah khususnya desa atau kelurahan. Saat ini juga sudah ada aplikasi yang menyediakan informasi tentang potensi ancaman bencana di lokasi di mana seseorang berada," beber dia.