Ulama Yordania Ingatkan NU agar Perhatikan dan Hati-Hati dengan 3 Perkara Ini
Selasa, 31 Januari 2023 | 18:00 WIB
Ulama Yordania Syekh Aun al-Qaddumi saat memberikan ceramah pada Tajalli Satu Abad Nahdlatul Ulama di Ndalem An-Nadwah, Bantul, Yogyakarta pada Senin (30/1/2023) malam
Yogyakarta, NU Online
Ulama Yordania Syekh Aun al-Qaddumi menyampaikan bahwa NU perlu memperhatikan 3 perkara dan hati-hati dari 3 perkara lainnya. Hal tersebut ia sampaikan saat memberikan ceramah singkat pada Tajalli Satu Abad Nahdlatul Ulama: Pembacaan Surat Al-Ikhlas 100.000 di Ndalem An-Nadwah, Jalan Dongkelan Nomor 9, Krapyak Kulon, Panggungharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta pada Senin (30/1/2023) malam.
“Perkumpulan NU pada saat ini sedang menghadapi dan mendapat pantauan dari berbagai sisi. Kita harus memperhatikan dan memberikan perhatian khusus kepada tiga perkara dan hati-hati dari tiga perkara,” katanya.
Syekh Aun menyebut bahwa tiga perkara yang harus diperhatikan secara betul-betul oleh NU sebagai organisasi Islam terbesar adalah pendidikan, media, dan ekonomi.
Ia menjelaskan bahwa 5 miliar penduduk bumi ini sudah memegang handphone. Kemudian 87 persen pemuda Indonesia memiliki media seperti Instagram dan Facebook. Hal ini perlu menjadi perhatian penting bagi NU.
Berkaitan dengan ekonomi, Syekh Aun mengatakan bahwa dunia akan menghadapi krisis di dalam mata uang. Sementara uang elektronik itu bukanlah solusi atau bukan alternatif. “Kalau uang kertas itu mampu bertahan sekian puluh tahun, tapi kalau uang elektronik mungkin hanya bertahan sekian bulan saja,” katanya.
“Para fuqaha kita sudah berbicara mengantisipasi dan membayangkan akan terjadi dalam ekonomi,” lanjut Mustasyar Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Yordania itu.
Adapun terkait pendidikan, mengutip para ulama ahli dalam ilmu kalam, ia menyampaikan bahwa kita akan menghadapi tantangan terkait dengan pemikiran. “Dan peradaban sekarang postmodern akan melahirkan keraguan, dan para ahli ulama tasawuf mengatakan hari ini dan saat ini adalah saat tajalli penampakan,” ujarnya.
Oleh karena itu, Syekh Aun menegaskan agar manusia sekarang harus memiliki adab terhadap waktu. Artinya, setiap orang perlu memiliki ilmu yang memahami kondisi.
“Dan dikatakan bahwa Sufi adalah putra dari waktunya. Yang dimaksud yaitu adalah dia orang yang datang pada waktunya secara kebudayaan, pemikiran, nilai-nilai, seni, olahraga,” katanya.
Hati-hati dari 3 perkara
Sementara itu, tiga hal yang harus hati-hati adalah kekuasaan, polarisasi dari partai politik, dan politik global.
Ia menegaskan bahwa kursi NU adalah seagung-agungnya kursi. Karenanya, apabila seorang kiai, ulama, habib memahami terkait tiga hal tersebut, ialah yang akan bisa memiliki kemampuan menjadi pemimpin.
“Yang menyebarkan nilai-nilai kebangkitan. Yang akan membawa ekonomi kita yang tadinya konsumtif menjadi produktif. Yang akan mengeluarkan banyak manusia yang berada di dalam kebingungan dan kesesatan untuk mendapatkan hidayah,” pungkasnya.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Aiz Luthfi