Unusia Segera Gelar Sidang Etik untuk Pengajarnya yang Temui Presiden Israel
Senin, 15 Juli 2024 | 14:04 WIB
Jakarta, NU Online
Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) segera akan menggelar sidang etik untuk salah seorang pengajarnya, yaitu Zainul Maarif yang beberapa waktu lalu menemui Presiden Israel, Isaac Herzog. Zainul Maarif adalah pengajar filsafat di Unusia dan menemui Presiden Israel bersama empat orang lainnya.
"Unusia akan menggelar sidang etik terhadap Saudara Zainul Maarif untuk mempertanggungjawabkan aktivitas yang bersangkutan mengingat kunjungan tersebut berdampak langsung bagi reputasi Unusia dan bertentangan dengan dengan nilai-nilai yang dianut Unusia," ujar Kepala Biro Humas Unusia Dwi Putri melalui keterangannya yang diterima NU Online, Senin (15/7/2024).
Unusia menganggap, pertemuan salah seorang pengajarnya itu adalah pertemuan secara individual, sehingga tidak ada kaitan apa pun dengan kampus yang terletak di Jalan Taman Amir Hamzah, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat itu.
"Pertemuan Saudara Zainul Maarif dengan Presiden Israel adalah aktivitas individual dan tidak memiliki keterkaitan apa pun dengan Unusia sebagai lembaga pendidikan di bawah naungan Perkumpulan Nahdlatul Ulama yang menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi di Indonesia," jelas Dwi Putri.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa Unusia mendukung sepenuhnya kemerdekaan Palestina dan mengecam keras praktik genosida oleh Israel terhadap bangsa Palestina yang sejak Oktober 2023 hingga kini masih terus berlangsung.
Respons PBNU
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Gus Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menyayangkan aksi kunjungan lima orang pemuda yang menemui Presiden Isaac Herzog.
Ia mengatakan, PBNU saat ini sedang mendalami persoalan ini dan segera memanggil mereka untuk dimintai tabayun atau klarifikasi.
“Yang bersangkutan akan dipanggil untuk dimintai keterangan dan penjelasan lebih dalam tentang maksud tujuannya, latar belakang dan siapa yang memberangkatkan serta hal-hal prinsip lainnya,” ujar Gus Ipul.
Ketua PBNU Savic Ali juga menyesalkan pertemuan lima orang itu dengan Presiden Israel Isaac Herzog. Kunjungan itu dinilai sebagai tindakan orang yang tak memahami geopolitik, tak mengerti kebijakan NU secara organisasi, serta perasaan seluruh warga NU.
Savic menegaskan, kunjungan kelima warga NU tidak atas nama organisasi. PBNU juga belum mengetahui atas dukungan pihak mana mereka berangkat ke Israel.
"Kemungkinan kunjungan mereka atas nama pribadi. Kita tidak tahu tujuannya apa dan siapa yang mensponsorinya. Ini tindakan yang disesalkan,” katanya.