Usai Dilantik, 4 Menteri dari Kalangan NU Minta Restu Rais Aam dan Ketum PBNU
Senin, 21 Oktober 2024 | 19:15 WIB
Momen pose bersama para enteri dari kalangan NU saat sowan ke Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar dan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, Senin (21/10/2024). (Foto: NU Online/Suwitno)
Jakarta, NU Online
Usai dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto, empat Menteri Kabinet Merah Putih dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU) meminta restu kepada Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar dan Ketua Umum (Ketum) PBNU KH Yahya Cholil Staquf.
Empat menteri itu adalah Menteri Agama (Menag) Prof KH Nasaruddin Umar, Menteri Sosial (Mensos) H Saifullah Yusuf, Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding, dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menteri PPPA) Arifatul Choiri Fauzi.
Pertemuan itu berlangsung di lantai 4 Gedung PBNU, Kramat Raya 164, Jakarta, Senin (21/10/2024).
Mulanya, Menag Nasaruddin Umar datang bersama Mensos Gus Ipul pada pukul 15.40 WIB, disusul Menteri P2MI Karding pukul 15.58 WIB dan Menteri PPPA Arifa pada pukul 16.35 WIB.
Setelah pertemuan, Menag Nasar mengatakan bahwa pertemuan itu bertujuan untuk meminta restu kepada PBNU sebelum menjalankan tugas-tugasnya di Kementerian Agama (Kemenag). Ia menganggap bahwa pertemuan itu seperti silaturahim anak kepada orang tua.
"Kita sebagai anak-anak NU, tentu sangat lazim kalau kita sowan kepada orang tua bagaimana cara mendapatkan sesuatu dari Allah, apa itu musibah atau sebaliknya. Jadi salah satu syukur itu ialah mengungkapkan hal itu kepada orang tua, kepada NU sebagai institusi sangat berjasa di republik ini, maka kita bangga bahwa kita ini adalah anak-anak NU dipercaya oleh bangsa dan negara mengemban amanah di kabinet ini," katanya.
Menurut Menag, tradisi sowan bernilai lebih berharga dari nominal uang. Hal ini kerap dilakukan oleh orang-orang yang berasal dari kalangan pesantren.
"Sowan itu lebih mahal daripada uang. Nah ini yang kami lakukan jadi anak-anak pesantren, kita di pesantren diajarkan ber-akhlakul karimah," tambahnya.
Kemudian, Menag mengungkapkan bahwa dirinya meminta doa kepada seluruh pengurus PBNU terutama kepada Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar dan Ketum PBNU Gus Yahya
"Doa itu adalah induknya, intinya ibadah. Doa itu senjantanya orang beriman. Kalau kita di back-up oleh pemilik senjata terkuat maka enak itu, jalan terus," jelasnya.
Sementara itu, Menteri P2MI Abdul Kadir Karding mengungkapkan kebahagiaan usai melangsungkan pertemuan itu. Apalagi pertemuan tersebut diterima secara lengkap, termasuk Wakil Rais Aam PBNU KH Anwar Iskandar.
Karding berharap mendapatkan doa untuk menjalankan amanah sebagai Menteri P2MI. Ia juga mengaku tetap sebagai kader NU yang harus mengabdi kepada Nahdlatul Ulama.
"Intinya kami minta untuk didoakan, karena kami ini walaupun berangkatnya beda-beda ke kabinet bahwa kami tetap kader NU yang saya kira tetap harus mengabdi kepada Nahdlatul Ulama, kami tetap profesional, tetapi sebagai kader kami tidak bisa terlepas," tegasnya.
Menteri PPPA Arifatul Choiri Fauzi mengatakan bahwa dirinya dipesani agar dapat menjalankan dengan amanah dan bekerja dengan sebaik-baiknya.
"Karena saya mendapat amanah maka harus bekerja sebaik-baiknya bekerja secara maksimal yang bisa manfaat pada kemaslahatan umat," katanya.
Arifa mengaku mendapat pesan khusus dari Kiai Miftach bahwa kekuatan pesantren itu ada pada ibu nyai yang punya kekuatan mengatur seluk-beluk di pesantren.
"Rais Aam berpesan kekuatan pesantren itu ada di bu nyainya. Namun sekarang bu nyai tidak pernah tampil memang, tapi sebetulnya kekuatan itu ada di bu nyai, karena bu nyai yang me-manage atau mengatur semua yang di pesantren. Memang yang bagian keluarnya itu pak kiai. Artinya bahwa perempuan itu tetap punya peran yang luar biasa di dalam keluarga," terangnya.