Usia 100 Tahun, Bukti NU Berkontribusi dan Tebar Manfaat bagi Bangsa
Senin, 9 Januari 2023 | 02:00 WIB
Ilustrasi: Eksistensi NU di Indonesia hingga mencapai usia 100 tahun, mustahil terjadi jika tidak menyumbang kontribusi dan menebar kemanfaatan bagi bangsa. (Foto: dok NU Online)
Jakarta, NU Online
Warga Nahdlatul Ulama dibuat antusias menyambut peringatan 100 Tahun Nahdlatul Ulama. Peringatan 1 Abad NU tersebut bakal dihelat pada 6 Rajab 1444 H atau 7 Februari 2023.
Wakil Ketua Pengurus Besar Nahdlatul ulama (PBNU), H Nusron Wahid menuturkan bahwa eksistensi NU di Indonesia hingga mencapai usia yang ke-100 tahun bakal mustahil terjadi jika tidak menyumbang kontribusi dan menebar kemanfaatan bagi bangsa.
"Tidak semua organisasi yang lahir di Indonesia usianya mampu mencapai 1 abad kalau jamiyah tersebut tidak mempunyai kemanfaatan buat umat manusia. Dan segala sesuatu yang memberikan kemanfaatan buat umat manusia, maka niscaya akan bertahan di muka bumi," kata Nusron Wahid saat memberi sambutan pada Pelantikan PCNU Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Sabtu (6/1/2023).
NU, sambungnya, bisa mencapai seratus tahun tidak mungkin tidak membawa berkah dan manfaat bagi umat.
"Karena pesantren masih banyak, orang yang tidak berilmu menjadi berilmu karena NU itu semua menandakan NU membawa kemanfaatan buat umat manusia," ungkap Nusron.
Untuk itu, peringatan akbar NU yang bakal dilangsungkan 24 jam non-stop di Sidoarjo, hendaknya menjadi momentum warga untuk mensyukuri nikmat yang dianugerahkan Allah kepada NU, sebuah organisasi Islam dengan jumlah pengikut yang masif di Indonesia.
"Kita perlu tahadduts bin ni'mah jamiyah kita pada bulan depan tanggal 6 Rajab 1444 H tepat satu abad usianya. NU didirikan oleh para kiai, dikomandani oleh Romo KH Hasyim Asy'ari pada 1344 H tepat tanggal 7 Februari nanti, satu bulan lagi genap seratus tahun," tutur dia.
Tiga lapisan kader NU
Memasuki abad kedua, Nusron mengingatkan kepada segenap lapisan masyarakat NU untuk siap meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).
"NU kalau mau diperhitungkan di Indonesia, harus mempunyai kader di tiga lapisan," kata dia
Adapun kader NU haruslah terdiri dari tiga unsur yang memiliki peran dan fungsi di lintas sektor, bukan agama semata. Unsur-unsur tersebut menurut Nusron adalah
1. Mempersiapkan kader kader ulama
2. Mempersiapkan kader teknokrat dan birokrat
3. NU mempunyai kader-kader politik di semua partai politik.
Amanat tersebut, lanjut dia, sebagaimana terkandung dalam pesan Syekh Abdul Qadir Al-Jailani.
"Ini pesannya Syekh Abdul Qodir Al-Jailani. Pilar dasar untuk menata masyarakat adalah tiga kader ini harus saling koordinasi," jelas dia.
"Selamat memasuki abad kedua NU bagi kita semua," tutup dia.
Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Kendi Setiawan