Wapres Terima Penghargaan Tokoh Islam Moderat dari Al-Azhar
Rabu, 29 Maret 2023 | 07:30 WIB
Wapres KH Ma'ruf Amin (tengah) menerima piagam penghargaan dari Al-Azhar sebagai Tokoh Islam Moderat. Piagam diserahkan oleh Ketua Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) Indonesia TGB Zainul Majdi dan didampingi Duta Besar Mesir untuk Indonesia Ashraf Sulthan di Istana Wapres, Jakarta, Selasa (28/3/2023). (Foto: Setwapres)
Jakarta, NU Online
Wakil Presiden (Wapres) KH Ma’ruf Amin menerima penghargaan Tokoh Islam Moderat dari Al-Azhar, Kairo, Mesir pada Selasa (28/3/2023). Penghargaan itu diberikan pada Peringatan Hari Lahir Ke-1083 Al-Azhar yang diselenggarakan oleh Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) Cabang Indonesia di Istana Wapres, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 6, Jakarta Pusat.
“Dalam kesempatan yang baik ini saya ingin menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada Syeikhul Azhar, Prof Dr Ahmed Al-Tayeb atas pemberian Piagam Penghargaan kepada saya, yang dinilai telah mengokohkan Islam wasathiyah di Indonesia, serta mendukung risalah Al-Azhar dalam membangun peradaban Islam global,” ujarnya.
Wapres menyampaikan bahwa penghargaan tersebut menjadi motivasi bagi dirinya untuk terus mengembangkan Islam moderat hingga ke tingkat global dan diharapkan mampu menjadi inspirasi bagi masyarakat.
“Penghargaan ini merupakan suatu kehormatan bagi saya, sekaligus saya harapkan dapat menginspirasi banyak pihak untuk aktif dan kontributif mendukung dan menumbuhkembangkan moderasi beragama baik lingkup regional maupun internasional,” ungkap Wapres.
“Bagi saya pribadi, penghargaan ini luar biasa (karena berasal) dari lembaga yang begitu terhormat, satu lembaga perguruan tinggi yang memiliki reputasi internasional yang luar biasa dan telah melahirkan banyak ulama [serta] cendekiawan di seluruh dunia,” imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut, Wapres bercerita bahwa ia telah bertemu Grand Syekh Al-Azhar, Prof Ahmed Al-Tayeb saat berkunjung ke Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tahun 2018. Lima tahun berikutnya, Februari 2023, ia juga telah bertemu Deputi Syekh Al-Azhar, Syekh Muhammad Al-Duwainy, pada forum Muktamar Fiqih Peradaban, dalam rangkaian Peringatan Hari Lahir 1 Abad Nahdlatul Ulama (NU) di Surabaya.
“Pertemuan tersebut memiliki makna penting dalam rangka membangun kehidupan moderasi beragama di tingkat global, yang tidak ekstrem ke kiri ataupun ke kanan. Harapannya tentu adalah guna mewujudkan kedamaian hubungan umat beragama, baik internal Islam maupun umat Islam dengan non-Islam,” paparnya.
Untuk itu, Wapres mengapresiasi Al-Azhar yang dengan semangat keterbukaan telah menjalin komunikasi dan kerja sama dengan berbagai lembaga dunia, termasuk salah satunya dengan Gereja Katolik di Vatikan. Hal ini ditunjukkan dengan penandatanganan Dokumen Persaudaraan Manusia untuk Perdamaian Dunia dan Hidup Bersama.
"Hari itu kemudian ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai Hari Persaudaraan Manusia Internasional," kata ulama asal Banten itu.
Hal tersebut, kata Wapres, telah menjadi perhatian dunia untuk terus mendorong perdamaian antarumat beragama. Upaya tersebut juga merupakan tonggak penting dalam membangun peradaban agama Islam yang rahmatan lil a’lamin.
“Saya ucapkan selamat hari lahir Al Azhar yang ke-1083 dan saya mendoakan seluruh pimpinan dan segenap anggota OIAA, terutama yang di Indonesia tetap sehat, semangat, dan istikamah dalam menumbuhkembangkan Islam wasathiyah di berbagai belahan dunia,” pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua OIAA Cabang Indonesia Muhammad Zainul Majdi (Tuan Guru Bajang) melaporkan, Al-Azhar memberikan penghargaan kepada Wapres sebagai Tokoh Islam Moderat (Wasathiyah) karena sosok Wapres yang telah luar biasa berkontribusi, baik sebagai cendekiawan Muslim, ulama terpandang, maupun sebagai Wakil Presiden dalam mengokohkan Islam moderat di Indonesia.
“Baik dalam konteks berbangsa maupun beragama. Sekian panjang kiprah dari Bapak Wapres rupanya juga menjadi sesuatu yang dicermati oleh Al-Azhar, termasuk beliau selalu memberikan dukungan dan support untuk seluruh kegiatan yang dilaksanakan oleh alumni Al-Azhar,” ungkapnya.
Meskipun Wapres bukan merupakan alumni Al-Azhar, tutur TGB, Wapres memiliki sanad keilmuan yang menyambung ke Al-Azhar, yakni dari Kakek Buyutnya, Syekh Nawawi Al-Bantani yang merupakan murid para Grand Syekh Al-Azhar seperti Syekh Ibrahim Al-Bajuri dan Syekh Abdullah As-Syarqawi.
“Bapak Wapres sesungguhnya adalah seorang Azhari, keluarga besar dari kami semua,” tegasnya.
Selain itu, sambung TGB, kiprah Wapres selama ini sejalan dengan perhatian besar Grand Syekh dan para pimpinan Al-Azhar terutama dalam memperkokoh budaya damai, memerangi Islamophobia, meruntuhkan pemikiran ekstrem, batasan (dhowabitul) fatwa, serta terus menerus membangun narasi beragama yang kontekstual.
“Ternyata lima hal tersebut sesuai (in line) dengan apa yang sering disuarakan oleh Bapak Wapres Ma’ruf Amin dalam beragam kesempatan,” tandasnya.
Hadir secara daring pada acara ini, Deputi Syekh Al-Azhar Muhammad Al-Duwainy dan Rektor Universitas Al-Azhar sekaligus Wakil Ketua OIAA Usamah Yasin. Hadir pula secara langsung di Istana Wapres para tokoh dan alumni Al-Azhar.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Syamsul Arifin