Jakarta, NU Online
Peringatan Haul KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ke-12 kali ini diselenggarakan secara terbatas di kediaman keluarga Gus Dur di Jalan Warung Sila Nomor 10 Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Kamis (30/12/2021) malam.
Acara yang bertemakan Bangkit Bersama dengan Bahagia dilangsungkan secara serentak diempat tempat sekaligus. Selain di Ciganjur Haul ke-12 digelar pula di Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur, Peace Village DIY Yogyakarta, dan Jerman.
Acara yang dimulai dengan pembacaan yasin dan tahlil oleh para tokoh agama dilanjutkan dengan testimoni dari sejumlah tokoh nasional seperti Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak.
Dalam video testimoninya ia menyampaikan bahwa Gus Dur terus hadir bagi generasi milenial. Kehadiran itu diwariskan melalui pemikiran dan perjuangannya dalam mewujudkan Indonesia yang humanis.
“Saya pribadi yang saat ini menjadi abdi negara sering mendapat inspirasi dari berbagai pemikiran dan tindakan Gus Dur semasa hidupnya. Terima kasih Gus Dur atas segala perjuangannya mewujudkan dunia yang lebih baik. Semoga kami bisa senantiasa meneruskan,” tandasnya.
Sementara itu, bagi Cinta Laura, sosok Gus Dur merupakan seseorang yang sulit digambarkan dengan kata-kata. Bahkan, bagi kaum milenial Gus Dur adalah sosok yang benar-benar mewujudkan nilai toleransi yang hingga saat ini terus dipertahankan.
“Saya sangat mengagumi keberanian beliau (Gus Dur) untuk menyuarakan secara frontal kenyataan dari problema yang dihadapi bangsa ini. Seringkali kita melihat pemimpin yang menutupi pandangannya demi menjaga popularitas di tengah masyarakat, ” ujarnya.
“Tapi, saya harap akan akan banyak pemimpin masa depan yang lebih berani beropini dan melawan ruang gerak untuk mempertahankan nilai pancasila. Terima kasih Gus Dur atas segala pengetahuan dan ilmu yang diberikan kepada kita semua,” harapnya.
Haul Gus Dur ke-12 disiarkan langsung melalui kanal Youtube TVNU. Hadir pada acara tersebut beberapa tokoh antara lain, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, Pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang, KH Abdul Hakim Mahfudz, dan Duta Besar RI untuk Jerman Arif Havas Oegroseno.
Kontributor: Suci Amaliyah
Editor: Fathoni Ahmad