Perjuangan Tosari Widjaja, Bantu Penuh Pendirian PCINU Maroko
Kamis, 19 September 2024 | 12:00 WIB
H Tosari Widjaja di tengah anak-anak muda yang sedang menempuh pendidikan di Maroko. (Foto: dok. PCINU Maroko)
Jakarta, NU Online
Alvian Iqbal Zahasfan baru saja tiba di Maroko pada Oktober 2010. Di ujung barat Benua Afrika itu, ia mengambil studi program magister atas beasiswa dari Pemerintah Maroko melalui Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Adalah H Tosari Widjaja, sosok yang menyambutnya kali pertama. Bukan saja karena ia merupakan Duta Besar Indonesia untuk Maroko sejak enam bulan silam sebelum ia tiba, tetapi juga karena ia adalah Nahdliyin dan aktivis NU sejak muda.
"Saya datang bersama 12 teman-teman PBNU dan disambut beliau. Diajak ke restoran. Di samping orang NU, dan sebagai dubes, selayaknya memberikan pelayanan kepada kita sebagai mahasiswa beasiswa ke Maroko dari PBNU," katanya kepada NU Online pada Kamis (19/9/2024).
Kabar wafatnya pada Kamis (19/9/2024) pagi menjadi duka mendalam. Sebab, Alvian merasakan betul semangat Tosari Widjaja dalam membantu mendirikan dan mengembangkan Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Maroko.
"Selama kita berinteraksi beliau jadi dubes itu umur 60 tahun ke atas, semangatnya itu seperti umur 17," lanjut pria yang kini menjadi dosen di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.
Alvian menilai semangat mudanya yang tetap membara meski sudah cukup berusia saat menjabat sebagai duta besar itu dilatari sosoknya yang sudah menjadi aktivis dan poilitikus sejak muda.
"Semangat kerja dan aktivitasnya itu terbawa sampai jadi dubes. Jadi, teman-teman melihat beliau luar biasa totalitas," kata pria yang menjadi Rais Syuriyah pertama PCINU Maroko itu.
Tosari mendukung penuh kegiatan PCINU dan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI). "Banyak membantu PCINU Maroko, hal-hal yang terkait izin dan kerja sama dipermudah beliau. Kita tidak pernah menemukan kesulitan terkait hal tersebut," ujarnya.
Di masa Tosari juga, PCINU Maroko mulai bisa bekerja sama dengan PCINU Belanda dan wilayah Eropa dalam pengiriman imam dan dai.
"Kita berutang budi banyak. Kita mendapatkan dukungan penuh bisa kerja sama dengan PCINU Belanda dengan pengiriman imam," pungkasnya.
Almarhum wafat di kediamannya pada Kamis (19/9/2024) pukul 05.15 WIB. Jenazah dishalatkan di rumah duka, Jalan Assofa IV No. 28, RT 009, RW 01, Sukabumi Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Jenazah akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata. Diberangkatkan dari rumah duka selepas Dzuhur.