Opini

Fenomena Nissa Sabyan dan Bahasa Arab

Rabu, 4 Juli 2018 | 15:15 WIB

Oleh Halimi Zuhdy

Beberapa minggu yang lalu, ketika saya mudik lebaran Idul Fitri, saya menemukan fenomena luar biasa, suara Nissa Sabyan menggema di berbagai tempat; rumah, warung, perkantoran, pasar, kendaraan umum dan pribadi, walimah, pesta pernikahan, gedung-gedung pemerintah dan swasta. Dan setiap bertemu sejawat, mereka bercerita, bahwa café-café yang biasanya “ngerock” dan dangdutan, berubah menjadi alunan lagu-lagu berbahasa Arab dari Nissa Sabyan.

Fenomena itu pernah saya temukan di era 2000-an, suara Sulistyawati dan Haddad Alwy dengan judul lagunya Ummi dan Ya Thayyibah, juga menggema di berbagai sudut kampung dan kota, televisi dan radio, pusat-pusat pembelajaan dan lainnya. Semua orang menghafal lagunya (Berbahasa Arab), dan banyak pula yang memahami kalimat-kalimatnya dengan diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Dua juta keping terjual, sungguh sangat luar biasa, lagu-lagunya yang berbahasa Arab itu laris manis.

Ada kebanggan ketika itu, bahasa Arab tidak hanya menjadi bacaan dalam shalat, tadarus Al-Qur’an, adzan, iqamah, khutbah Jumat, kajian-kajian kitab dan Ijab qabul, tetapi menjadi bacaan dan dendang lagu setiap hari di beberapa rumah dan tempat keramaian. Semua orang bershalawat. Saya lihat kala itu, dari anak kecil sampai dewasa, berusaha untuk memahami dari setiap lirik lagu Ummi dan Ya Tayyibah yang berbahasa Arab itu.

Fenomena itu muncul kembali, bahkan lebih dahsyat lagi, “Deen Assalam” ditonton lebih dari 100 juta kali hanya dalam satu bulan, Ya Rahman 71 juta kali, Ya Habibal Qolbi 172 Juta kali, Ya Asyiqal 82 Juta kali, Ya Maulana 52 juta kali, Law Kana Bainanal Habib 11 juta kali, itu baru dari akun Youtube Sabyan, belum lagi yang diunduh. Sungguh ini sangat mengejutkan.

Fenomena ini, menurut pengamatan saya, karena lagu yang dibawakan oleh Khairunnisa (Nissa) berserta personel lainnya sesuai dengan; (1) kecintaan atau kegemaran orang Indonesia bershalawat, membaca puji-pujian dan doa, dan mayoritas penduduknya adalah Muslim, seperti; Rahman Ya Rahman (doa), Ya Habibal Qolbi (shalawat), Ahmad Ya Habibi (shalawat), Ya Asyiqa (shalawat), Ya Maulana (doa), dan rata-rata lagu yang dibawakan adalah shalawat Nabi dan doa. (2) Suara merdu Nissa dengan musiknya mengalun lembut.

Dan juga (3) kegilaan pengguna internet dan penikmat Youtube yang mengunduhnya ke berbagai media lain, dari WA, FB, dan lainnya. (4) Bertema religi, dan bersamaan dengan bulan Ramadhan, seperti; Deen As-Salam, yang penikmatnya sangat luar biasa.

Pun yang membuat Nissa Sabyan menggema karena (5) dibawakan dengan gaya kekinian dengan berbagai keunikannya. Gambus, yang sudah mulai remang, bahkan menghilang, menjadi terang, dengan Gambus Sabyan. (6) Memperkenalkan full team lagu-lagu Gambus Sabyan, (7) tidak berhenti pada satu lagu yang sudah populer, tetapi dilanjutkan dengan kemampuan mereka memilih tema-tema menarik menarik lainnya yang sesuai dengan kondisi masyarakat.

Dan yang luput dari pantauan banyak orang adalah (8) karakter bahasa Arab yang unik, sehingga antara suara Nissa, musik, keunikan bahasa Arab benar-benar membawa ritme menarik, dan hal ini yang menjadi fokus saya.

Menurut saya, ada karakter khusus Bahasa Arab yang menjadi keunikannya, sehingga dibawakan oleh siapapun saja akan merindu, kalau di Timur Tengah ada Ummi Kulsum (Penyanyi Arab Legendaris), Amr Diab, Harris J, Sami Yusuf, Maher Zain, Zain Bhikha, Asmahan, Sherine Ahmed dan lainnya. Dan dengarlah suara penyanyi yang melantunkan dengan bahasa Arab, nanti akan mampu dibedakan. Atau dengarlah seorang qari’ Al-Qur’an, maka akan menemukan musik-musik kata yang luar biasa, dan tentunya jika dibaca sesuai dengan ilmu tajwid.

Karakter unik bahasa Arab itu di antaranya terkait dengan bunyi; ada bunyi tebal tipis (tebal/mufakhamah, semi tebal, tipis), Tekanan bunyi dalam kata atau stress, vokal panjang (mad), vokal pendek (harakat), bunyi tenggorokan, bunyi bilabial dental. Sedangkan karakter dan keunikan bahasa Arab secara umum tidak mungkin dikaji di sini, walau setiap bahasa memiliki keunikan (khasaish), namun karakter bahasa Arab itu lebih unik dibandingkan dengan bahasa-bahasa di dunia.

Nissa Sabyan dengan lagunya yang berbahasa Arab dapat memberikan nuansa sendiri pada gerak bahasa Arab di Indonesia, dan dapat menjadi motivasi bagi pembelajar Bahasa Arab untuk dapat meningkatkan kemampuannya dalam berbahasa, terutama bagi seorang guru bahasa Arab yang mengajar di sekolah dasar dan menengah.

Menurut seorang peneliti, Nabil Katatni, Dekan Fakulats Tarbiyah An-Nauiyyah, bahwa para peneliti psikologi musik menemukan ritme musik berhubungan erat dengan kehidupan anak pada tahap awal (embrio) sampai dewasa, menurutnya dalam rahim ibu sudah mengenal irama sehingga mudah sekali untuk mengembangkannya dengan lagu-lagu, demikian ketika anak ingin ditidurkan, irama-irama itu menjadi paling disuka, maka sangat penting bagi seorang ibu dalam tahap pengembangan bicara anak untuk mendengkan irama lagu.

Menurut Hanna Athar, musik memberikan motivasi kuat dalam pembelajaran Bahasa Arab, demikian juga menurut para peneliti dan akademisi dalam Konferensi Internasional Kelima bahasa Arab di Dubai, bahwa musik dan lagu-lagu Bahasa Arab khusus untuk anak-anak; dapat memotivasi dan memperkuat bahasa Arab. Terutama lagu-lagu yang menggunakan bahasa Arab fushah (baku, red), misalnya judul lagu Deen Asslaam yang dipopulerkan Nissa Sabyan di Indonesia, yang sebelumnya dinyanyikan oleh Sulaiman Al-Mughni dengan pesan “faltuqabil Isa’ah bi ihsan” yang disponsori Bank Boubyan Kuwait pada tahun 2015.

Lagu Deen Assalam walau beberapa kalimatnya diucapkan dengan lahjah ammiyah (tak baku, red), namun secara umum bahasanya fushah, kalimat dengan lahajat ammiyah dalam lagu tersebut seperti; abmahabbat, abtahiyyah, ansyuru, dinya, naskan, kalla, killa. Sedangkan beberapa tulisan yang tersebar di beberapa media banyak yang keliru, karena hanya dituliskan sesuai dengan yang didengarkan. Bila lagu tersebut ingin dijadikan media pembelajaran, maka harus dijelaskan kata-kata yang fushah dan ammiyah-nya, agar siswa tidak keliru membacanya.

Berikut lagu dengan tulisan fushah, yang dipopulerkan oleh Sulaiman Mughni, dengan penciptanya Saif Fadhil.

كُلّ هَذِهِ الأَرْضِ مَا تَكْفِي مَسَاحَة
لَوْ نَعِيْشُ بِلاَ سَمَاحَة
وَإِنْ تَعَايَشْنَا بِحُبٍّ
لَوْ تَضِيْقُ الأَرْضُ نَسْكُنُ كُلَّ قَلْبٍ
بِتَّحِيَّة وبِسَّلاَمِ
اُنْشُرُوا أَحْلَى الكَلاَم
زَيِّنُوا الدُنْيَا اِحْتِرَام
بِمَحَبَّةٍ وَابْتِسَامٍ
اُنْشُرُوا بَيْنَ الأَنَام
هذا هُوَ دِيْنُ السَّلاَم

Lagu-lagu berbahasa Arab yang dinyanyikan oleh Nissa Sabyan ini, jika dimanfaatkan dengan baik oleh pengajar bahasa Arab, maka dapat memberikan ruh baru bagi pembelajaran bahasa Arab di Indonesia. Dan sebagai “syiar” bahwa bahasa Arab itu mudah dipelajari, buktinya semua orang bisa mendendangkan, mengucapkan, dan melafalkannya. Tahya al-lughah al-arabiyah.


Penulis adalah Dosen Bahasa dan Sastra Arab (BSA) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang; Wakil Ketua RMI PCNU Kota Malang


Terkait