Oleh Rumadi Ahmad
Sebenarnya saya sudah ingin menulis ini sejak dua hari setelah Kompas TV yang dipandegani Rosiana Silalahi mengadakan Konser dari Rumah bersama Didi Kempot 11 April 2020 yang lalu.
Tiga jam saya ndlesor di depan TV, bukan saja untuk menikmati lagu-lagu Didi Kempot yang sudah saya kenal sejak kecil, tapi juga untuk melihat bagaimana kekuatan sosial musik tradisional, Didi Kempot dan #SobatAmbyar, sebutan penggemar musik Jawa Didi Kempot.
Sebutan #SobatAmbyar belakangan tidak hanya untuk lagu-lagu Didi Kempot, tapi juga lagu-lagu Jawa patah hati seperti yang dinyanyikan Denny Caknan, kelompok musik Guyon Maton dan sebagainya.
Di depan TV saya sambil memantau timeline di media sosial, terutama FB dan IG. Banyak sekali postingan soal acara itu. Antusiasme luar biasa. Tampilan medsos juga lucu-lucu. Seoarang aktivis senior ternama yang selalu mengadvokasi isu perburuhan, Wahyu Susilo berjoget sambil menenteng laptopnya. Seorang eksekutif muda yang bekerja di lembaga Amerika Ahsanul Minan berjoget bersama anaknya di depan TV saat Didi Kempot mendendangkan lagu favoritnya. Saya membayangkan, kawan ini sedang mengkader anaknya untuk menjadi #SobatAmbyar. Dan, masih banyak lagi tingkah lucu di medsos.
Di layar TV juga ditampilkan polah tingkah orang-orang yang berjoget dari rumahnya di depan TV. Artinya, Didi Kempot dan #SobatAmbyar memang memang mempunyai kekuatan sosial yang sungguh dahsyat, bukan hanya bagi kalangan tua dan setengah tua, tapi juga anak-anak muda dan generasi milenial.
Kedahsyatan itu pula yang membuat Rosiana Silalahi sempat panik ketika server
kitabisa.
com sebagai
partner untuk menggalang donasi
down karena 'diserbu' orang-orang yang ingin berdonasi untuk penanganan Covid-19. Untung
Kompas TV langsung mengalihkan jalur donasi melalui rekening BCA.
Selama konser berlangsung, lebih dari tiga puluh ribu transaksi memberikan donasi. Selama tiga jam terkumpul uang sekitar 5,3 miliar....dahsyat! Luar biasa kekuatan musik Didi Kempot dan #SobatAmbyar ini.
Konser dari Rumah itu sendiri membawa dua pesan penting: Galang Solidaritas dan Jangan Mudik. Kekuatan Didi Kempot untuk menggalang solidaitas sudah terbukti. Pesan Didi Kempot agar para perantau tidak pulang tampaknya juga punya pengaruh kuat. Salah seorang penonton Kompas TV dari Karawang, namanya Camar, sempat tangis-tangisan dengan ibunya karena pamitan tidak bisa sungkem di Lebaran kali ini.
Ibunya yang ada di Semarang pun sangat bisa memahami. Saya sangat berharap #SobatAmbyar di perantauan mengikuti anjuran Pak De Didi Kempot agar tidak usah mudik untuk memotong penyebaran virus covid-19 yang mengancam bangsa Indonesia.
Entah diminta Kompas TV atau inisiatif Presiden Jokowi, di pengujung acara Presden Jokowi secara khusus mengucapkan terima kasih secara langsung ke Didi Kempot dan #SobatAmbyar yang sudah membantu pemerintah untuk memberi pengertian kepada masyarakat agar tidak mudik.
Bukan karena sama-sama orang Solo, dugaan saya Presiden Jokowi juga merupakan #SobatAmbyar.
Semoga badai Covid-19 segera berlalu dan kita akan tetap Ambyar......
Rumadi Ahmad, Ketua Lakpesdam PBNU, dosen di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.