Opini

Mengenal Gerakan Pacarpeluk Bersedekah

Rabu, 14 Juni 2017 | 11:27 WIB

Oleh Nine Adien Maulana
Karena NU CARE-LAZISNU Jombang memiliki branding Gerakan Jombang Bersedekah, Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Pacarpeluk awalnya akan mengajukan branding Gerakan Jombang Bersedekah di Pacarpeluk. Tujuannya adalah agar branding itu benar-benar membumi di segala penjuru pelosok Jombang. Setelah merenung dan menghitung-hitung antara peluang dan tantangannya di tingkat lokal, akhirnya PRNU Pacarpeluk merekonstruksi branding tersebut, sehingga menjadi Gerakan Pacarpeluk Bersedekah.

Branding Gerakan Pacarpeluk Bersedekah benar-benar menjadi perekat kemajemukan di Pacarpeluk. Dengan branding ini, Pemerintah desa merasa diuntungkan, sehingga kepala desa dengan semangat mengampanyekannya dalam berbagai kesempatan. Warga desa yang beragam juga bisa mendukung tanpa canggung, meskipun penggeraknya adalah NU. Jamaah Shidiqiyyah ikut mendukung menjadi donator. Simpatisan Muhammadiyah juga mendukung. Warga Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) akhirnya pun juga berpartisipasi menjadi donator kaleng sedekah. Warga nasionalis, umum dan abangan pun juga mendukung.

Dengan limpahan dukungan ini, akhirnya PRNU Pacarpeluk juga diuntungkan. Dalam kurun waktu tidak sampai tiga minggu, telah terkumpul hampir 400 donatur kaleng sedekah. Jumlah ini diprediksi akan terus bertambah, setelah bukaan pertama hasil kaleng sedekah dan pentasharufan nyata kepada warga desa.

Ini merupakan fenomena yang menarik. Dengan mencari titik persamaan (kalimatun sawa’) di tengah-tengah keragaman masyarakat benar-benar bisa menjadi kekuatan bersama. Sejak lama PRNU Pacarpeluk tidak suka pendekatan dakwah Islam dengan model pembedaan masyarakat menjadi dua kutub ekstrem, minna (golongan kami) dan minhum (golongan mereka) di tengah-tengah umat Islam yang beragam pilihan fiqihnya. Pembedaan semacam itu dinilai kontraproduktif. Semangat dan aksi fastabiqul khairat (berlomba-lomba dalam kebaikan) tidak terjadi. Sebaliknya, semangat perlawanan dan permusuhanlah yang membahana. Ukhuwah islamiyah hanya menjadi retorika, sedangkan praktiknya adalah pengotak-kotakkan dalam kubu siapa kawan dan siapa lawan.     

Dalam beberapa kegiatan besar PRNU Pacarpeluk mengajak warga non-Nahdliyin untuk melakukannya bersama-sama. Kami saling mengundang dalam banyak kegiatan. PRNU Pacarpeluk menjelaskan kepada jamaah dimana saja perbedaan antara Nahdliyin dengan non-Nahdliyin yang ada di Pacarpeluk. PRNU Pacarpeluk juga menjelaskan persamaan-persamaannya. Tidak hanya itu, ketua tanfidziyah PRNU Pacarpeluk memiliki pembantu rumah tangga bukan jamaah Nahdliyin yang momong ketiga anak-anaknya.

Alhamdulillah semuanya baik-baik saja. Mereka tetap menjadi kader NU. Warga yang memang sejak awal berkultur NU tetap istiqamah dalam jamaah dan ja’iyyah NU. Semuanya rukun dalam pilihan organisasi dan fiqih masing-masing tanpa saling mengolok dan memusuhi.

Dengan pola pendekatan seperti itu, maka ketika PRNU Pacarpeluk mengaktifkan UPZISNU dan mendeklarasikan dan menjalankan Gerakan Pacarpeluk Bersedekah, hampir semua warga Pacarpeluk yang majemuk itu mendukung tanpa canggung. Warga desa tidak mempermasalahkan penggeraknya adalah NU, karena kemaslahatannya akan kembali kepada warga dan bisa dirasakan bersama. Inilah indahnya ukhuwah islamiyah dengan dasar mendahulukan akhlak diatas fiqih dan ilmu kecerdasan. 

Cikal Bakal UPZISNU Pacarpeluk

Sebenarnya UPZISNU Pacarpeluk telah memiliki embrionya, yaitu pengelolaan zakat, infaq shadaqah di dusun Peluk yang telah berjalan sejak tahun 2006 yang dikelola oleh ketua tanfidziyah PRNU Pacarpeluk dalam lingkup terbatas. Keluarga terdekatnya dan masyarakat dihimbau menyalurkan zakat maalnya melalui embrio lembaga amil ini. Khutbah Jumat dan Idul Fitri menjadi sarana mengampanyekan himbauan ini.

Beberapa warga pun akhirnya secara rutin menyalurkan zakat maal mereka di embrio lembaga amil ini. Dana zakat maal itu pun terkumpul. Abacaraka menyalurkannya dalam beberapa bentuk: 1. Santunan kepada fakir miskin dusun Peluk dalam bentuk paket sembako yang diberikan bersamaan dengan penyaluran zakat fitri, 2. Santunan untuk keluarga miskin yang ditinggal mati anggota keluarganya, 3. Santunan untuk guru ngaji di masjid, 4. Santunan untuk fakir miskin marbot masjid, dan 5. Bantuan untuk masjid dan mushalla.

Ketika UPZISNU Pacarpeluk didirikan maka apa yang telah dilakukan itu kemudian digabungkan dengannya. UPZISNU Pacarpeluk langsung bisa berkiprah menarik simpati warga karena langsung mendapat dukungan pembiayaan dari embrio lembaga amil ini. Aksi simpatik yang pertama kali dilakukan adalah pemberian 4-5 kardus air minum produk NU (AQNU) untuk diberikan sebagai bantuan pengajian 7 hari kematian warga.

Dukungan Pemerintah Desa Pacarpeluk menjadi kekuatan tersendiri bagi Pengurus Ranting NU untuk menguatkan UPZISNU ini.Deklarasi Gerakan Pacarpeluk Bersedekah di balai Desa Pacarpeluk menjadi momentum awal kebangkitan UPZISNU pacarpeluk pada Ahad, 21 Mei 2017. Syiar kegiatan ini semakin menarik simpati banyak pihak, karena dihadiri oleh Camat Megaluh, Pengurus MWCNU Megaluh dan seluruh perwakilan NU sekecamatan Megaluh dan warga Pacarpeluk yang beragam, ada NU, Shidiqiyyah, dan LDII serta kelompok umum.        

Pasca deklarasi itu, gaung UPZISNU Pacarpeluk dengan branding Gerakan Pacarpeluk Bersedekah semakin menyebar ke mana-mana, karena dikampenyekan melalui media virtual. Melalui blog www.abacaraka.id, Facebook dan Instagram yang ditautkan dengan group-group Whatsapp,  upaya menyebarluaskan setiap kegiatan UPZISNU Pacarpeluk dan Pemerintah Desa terus dilakukan. Gerakan inipun menjadi buah bibir mulia masyarakat luas, khususnya kalangan Nahdliyin. Mereka penasaran dan pasti ingin mengetahui lebih detil secara langsung gerakan ini.

Menginspirasi yang Lain

Meskipun secara kuantitatif belum diketahui berapa banyak dana yang telah diperoleh, namun Gerakan Pacarpeluk Bersedekah yang dimotori oleh PRNU Pacarpeluk melalui UPZISNUnya telah direspon positif oleh masyarakat luas. PRNU di desa-desa lain tergerak untuk mengikutinya. Masyarakat di luar Pacarpeluk, khususnya di wilayah MWC NU Megaluh juga telah termotivasi untuk melakukan hal yang sama. 

Dengan difasilitasi oleh Pengurus MWC NU, ranting-ranting NU se-Kecamatan Megaluh mendapat jatah 50 kaleng sedekah sebagai rangsangan awal pendirian UPZISNU dan Gerakan Sedekah di ranting itu. MWC NU Megaluh telah memesan 600 kaleng kepada NU CARE-LAZISNU Jombang yang distribusikan kepada seluruh ranting di kecamatan Megaluh. 

Karena Ranting Pacarpeluk lebih dulu melangkah dan menginspirasi yang ranting yang lain, maka Ranting Pacarpeluk mendapat keistimewaan untuk diminta berbagi pengalaman di beberapa forum. Tujuannya adalah menggerakan NU melalui UPZISNU dalam pengelolaan zakat, infaq dan shadaqah umat Islam, khususnya kaum Nahdliyin secara kreatif, profesional, dan amanah. Jika hal ini bisa digerakkan secara serentak dan massif maka Gerakan Jombang Bersedekah yang dicanangkan oleh NU CARE-LAZISNU Jombang benar-benar akan terwujud nyata. Dengan itu, kemandirian Nahdliyin dan kesejahteraan masyarakat Jombang secara bertahap bisa segera direalisasikan. 

Penulis adalah Ketua Tanfidziyah Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama Pacarpeluk


Terkait