Jombang, NU Online
Para santri Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur, mengikuti pelatihan menulis cerita pendek atau cerpen. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Sekolah Menulis Jilid III Pesantren Tebuireng.
<>
Kelas menulis yang digelar Jumat (17/4) di pesantren setempat kali ini menghadirkan Robi'ah Machtumah Malayati, cerpenis sekaligus penyiar Radio Tebuireng Jombang, sebagai pemateri.
Perempuan yang juga aktif menulis cerpen di Radar Mojokerto ini mengungkapkan, deskripsi tokoh yang tepat dan fokus, latar waktu dan tempat yang didramatisir, adalah letak kekuatan seorang cerpenis.
"Jika seorang penulis mampu membawa pembaca merasakan bahkan ikut andil dalam cerita itu, maka ia dikatakan penulis yang sukses," kata Rabi'ah. Menurutnya, untuk mendapatkan rujukan diksi yang bagus dan pengembangannya yang sesuai adalah dengan banyak membaca karya sastra.
"Membuat cerpen itu mudah dan nggak perlu panjang-panjang. Hanya terdapat satu konflik dan satu konklusi saja. Kita nggak boleh latah," ungkapnya. Menurutnya latah itu adalah fokus pada satu bahasan konflik, dan tidak membuat pembaca bingung dengan alur semrawut.
Aktivis Griya Baca Anak Bumi Kita untuk Semua (Abukus) Mojowarno Jombang tersebut juga mengatakan bahwa untuk menciptakan cerpen tak harus melakukan perjalanan dulu atau mencari inspirasi di tempat indah. Hanya melihat dan memperhatikan sekeliling saja sudah akan mendapatkan ide-ide yang bisa dijadikan bahan menulis cerpen. "Bahkan dari sebuah botol ini pun kita dapat membuat sebuah cerpen," tutur Robi'ah. (Abror/Mahbib)