Puisi

Selamat Jalan Guru

Ahad, 2 Desember 2012 | 01:36 WIB

Bagi Gus Dur:

Senja itu, udara menyambut gerimis
turun menggigilkan dan menyegarkan malam

kami terkejut; aduh, bunga-bunga ruang batinku
terbakar oleh berita tubuhmu yang kaku, guru<>

kami tak bisa menerima keputusan Israfil:  
  jangan renggut hatinya yang lepas  
  jangan kekang jiwanya yang terbuka

kenapa dia cepat mengangkat jiwanya
saat negeri ini membutuhkan pewarisnya:  

  yang setia berteriak hak
  yang kepalkan tangan merdeka
  yang menebar benih cinta
  yang menyebar tawa ceria yang ajarkan arti bersama    

tapi, angin benar-benar melepaskan dedaunan
Israfil datang membawa syair-syair cinta
tentang pengembaraan burung-burung Attar

dan kami benar kehilanganmu, guru
beginilah kami yang kau tinggal
masih terlalu ranum, 

sepasang matamu yang berbinar
dan bibirmu yang mekar cinta
masih belum bisa kami lupa
selamat jalan guru! 

 

Yogyakarta, ujung tahun 2009

Aguk Irawan MN, penulis dan pendidik, juga aktivis Lesbumi DIY, tinggal di Bantul 


Terkait