Pustaka

Keadilan bagi Bangsa Iran

Ahad, 30 November 2008 | 23:00 WIB

Judul Buku: Ahmadinejad Menggugat; Republik Islam Iran Mematahkan Arogansi Amerika dan Israel
Penulis: Dr Mahmud Ahmadinejad
Penerbit: Zahra, Jakarta
Cetakan: I, September 2008
Tebal: 346 halaman
Peresensi: Fikrul Umam M.S.

Saat ini pemerintah negara-negara Barat yang dimotori Presiden Amerika Serikat (AS), George W. Bush, begitu memusuhi Iran dan Presidennya, Mahmud Ahmadinejad. Berbagai isu dikembangkan untuk menyudutkan Iran dan Ahmadinejad, mulai dari isu terorisme sampai isu senjata nuklir. Faktanya, semua itu hanyalah akal-akalan Zionis Israel dan Amerika untuk melancarkan rencana busuk mereka yang hendak mendirikan Israel Raya yang membentang dari sungai Nil (mesir) hingga ke sungai Furat (Irak).<>

Iran dan presidennya menjadi batu penghalang terbesar bagi rencana mereka. Kalahnya pasukan Israel oleh Hizbullah, dukungan Iran di Libanon dan kefasihan Ahmadinejad di Universitas Columbia, merupakan bentuk perlawanan yang mengangkat martabat umat Islam yang selama ini terpuruk di bawah kaki AS dan Zionis. Buku ini memuat pikiran-pikiran Ahamadinejad serta visinya dalam membangun tatanan dunia yang adil di masa depan. Niscaya kita akan bisa membaca ke mana arah kebijakan Iran dan akan dibawa ke mana segala ketegangan yang terjadi antara Iran dan negara-negara Barat yang dimotori AS.

Dalam pidatonya, Ahmadinejad berkata, “Dengan nama Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Ya, Allah, segerakanlah kemenangan, keselamatan, serta pertolongan kepada wali-Mu dan jadikanlah kami termasuk sebaik-baiknya pengikut, penolong baginya serta jadikan mati kami sebagai mati syahid dalam membelanya.” Ahmadinejad mempunyai beberapa jurus dalam memimpin dan menegakkan keadilan bagi bangsa Iran, di antaranya; pertama, keadilan, menurut Ahmadinejad, hubungan dirinya dan manusia dan dunia internasional, memiliki beberapa standar dan ukuran yang berpengaruh bagi pembenahan kondisi dan untuk sampai kepada kesepakatan serta keamanan abadi.

Standar pertama adalah keadilan, keadilan adalah undang-undang, hak, ilmu, perdamaian, kemakmuran, penghormatan, keamanan, kemuliaan dan kemerdekaan, hak menentukan nasib dan kebebasan bagi semua orang.

Kedua, cinta dan kasih sayang; tanpa penyebaran cinta dan kasih sayang di antara manusia tidak mungkin akan terjadi kesepakatan. Ketika manusia satu dengan yang lainnya tidak mencintai dan menyayangi, maka tidak mungkin akan ada penyelesaian bagi permusuhan yang ada. Ketiga, menjaga hak-hak dan harga diri manusia; termasuk kepada hal-hal yang fitri yang terdapat dalam diri manusia, kehendak manusia, Tuhan dan para Nabi ilahi.

Dalam kasus nuklir, Ahmadinejad berpendapat jika kita memperhatikan nilai keadilan di mana undang-undang, hak dan keadilan berlaku bagi semua, maka akar kebencian akan hilang. Iran merupakan anggota Badan Tenaga Atom (IAEA) dan sesuai aturan, Iran memiliki hak-hak yang dimiliki anggota IAEA. Menurut laporan IAEA, Iran sama sekali tidak melakukan penyimpangan. Ini merupakan ketidakadilan ketika AS dan zionis menyimpang dari perdamaian, dan tidak menjalankan undang-undang pelarangan senjata nuklir, tidak berusaha menghancurkan senjata nuklirnya, malah menghalangi salah satu anggota IAEA (Iran) dalam menjalankan aktivitas nuklir untuk perdamaian dunia.

Kita mesti menghormati hak-hak rakyat Irak untuk menentukan nasibnya sendiri serta menghormati kemerdekaan bagi seluruh daerah Irak. Dalam rezim zionisme, Ahmadinejad berpendapat; sebuah rezim yang secara paksa menyerbu Palestina dengan persenjataan dari Amerika. Sebelum rezim zionis datang, Islam, Kristen, Yahudi hidup berdampingan dan bersaudara. Di masa lampau, Palestina hampir tidak pernah terjadi persengketaan dan perpecahan antar-kaum atau mazhab, atau juga antar-kelompok masyarakat.

Datanglah rezim zionis yang manifestasi dari keserakahan, perampasan, dan pembunuhan, menyerang kepada orang-orang muslim. Berlawanan dengan semboyan zionisme, yaitu kebebasan, demokrasi, dan hak-hak asasi manusia. Rezim zionis merupakan garis merah buat mereka, ketika Iran telah kehilangan kebebasan dan kehilangan telah hilang, maka rezim zionis segera mengunci rapat-rapat bibir mereka, dan bahkan membela kriminalitas rezim zionis. Banyak ratusan bocah palestina yang disiksa, dan para pemudanya juga disiksa di dalam penjara kaum zionis yang amat mengerikan.

Kaum zionis bukanlah Yahudi, Kristen, apalagi Islam. Mereka adalah budak uang, kekuatan, dan harta. Para pengikut Musa Kalimullah, para pengikut Isa Ruhullah dan para pengikut Muhammad Rasulullah tidak ada yang mengajarkan berkelahi dan pertentangan. Semua mengajarkan keadilan, dan sama menyembah Tuhan Yang Maha Esa sehingga selayaknya hidup berdampingan dalam perdamaian dan persahabatan.

Peresensi adalah Pustakawan, Pengajar pada Hasyim Asy’ari Institute, Yogyakarta


Terkait