Pustaka

Keuangan Inklusif: Konsep Keadilan Sosial Bidang Keuangan

Senin, 19 Januari 2015 | 07:03 WIB

Buku berjudul Keuangan Inklusif karya ketua umum GP Ansor ini tidak semata hadir sebagai buku rujukan. Isi dan muatanya sangat ideologis, sangat sesuai bagi kalangan aktivis yang berikhtiar membenahi tata kelola dunia keuangan dan perbankan di Indonesia. Pembaca juga dapat menempatkan buku ini sebagai panduan untuk mengarahkan dunia keuangan dan perbankan pada masa mendatang.<>

Penulis menggunakan pendekatan deduktif dengan berusaha menarik  kesimpulan dari hal yang umum ke hal yang khusus. Pendekatan deduktif yang penulis gunakan, justru menguatkan buku ini dari sisi metodologi. Cara berfikir yang sangat langka di kalangan akademisi bidang ekonomi dalam membaca dunia keuangan, tidak hanya dengan pendekatan keilmuan ekonomi semata, akan tetapi dipadukan dengan pendekatan historis–filosofis, agar analisa keuangan tidak kering, tetapi bermuatan ideologi, tentu untuk tujuan yang sangat positif yang keadilan dalam pembangunan. 

Isi buku yang tertuang dalam sembilan bab ini sangat komprehensif. Keunggulangannya terletak pada kemudahan dicerna oleh semua segmen pembaca, yang kontra dengan keuangan di dunia akademis, yang cenderung sakral dan terbaca oleh kalangan terbatas. Bab ke bab pada buku ini, menggambarkan kondisi ekonomi secara menyeluruh dengan muatan ideologi penulis yang sangat kental. Pada praktiknya buku ini bisa mendorong dunia keuangan menuju kondisi yang adil bagi kesejahteraan sosial bersama. 

Pada buku ini terbersit keinginan penulis untuk membongkar eksklusifitas dunia keuangan dan perbankan yang didominasi oleh pemain lama. Akses yang tidak dimiliki oleh kelompok lain, yang menjangkau kelompok terbatas. Motif inklusif sebagai dorongan yang sangat kuat pada sentuhan penulis pada buku ini. Pada Bab IV, penulis dengan sangat mahir menarik suatu hipotesis, bagaimana dunia keuangan bisa aplikabel bagi masyarakat kelas menengah ke bawah, sekaligus dicontohkan dalam bentuk apa konsep keuangan inklusif diterapkan. Bab-bab selanjutnya semakin memperjelas ide dan gagasan penulis untuk mendorong dunia keuangan menuju inklusifitas murni, untuk tujuan kesejahteraan sosial yang adil dan merata.

Secara subtansi, buku ini sangat netral dan bebas nilai. Buku ini lebih banyak mendorong pembaca untuk menempatkan dunia keuangan dan perbankan pada posisi yang lebih tepat. Kritiknya tidak seperti yang selama ini ada, dunia keuangan dan perbankan cenderung eksklusif. Buku ini menawarkan pemahaman baru tentang Keuangan Inklusif sebagai bagian dari Sistem Keuangan di Indonesia. Pembaca didorong untuk memahami sistem keuangan di Indonesia, dan bagaimana keuangan harus dilegalkan dalam bentuk aset legal. Diharapkan Keuangan Inklusif sendiri menjadi bagian dari gerak ekonomi pembangunan. 

Kelemahan buku ini adalah tidak hadirnya komparasi atau pembanding bagi pendapat penulis. Buku ini murni membenarkan pendapat penulis, yang tidak lain tidak memiliki latar akademik di bidang keuangan. Pada satu sisi, kondisi ini justru menunjukkan kelebihan buku finansial yang ditulis oleh aktivis, akan tetapi  pada sisi yang lain, kalangan akademisi tidak melakukan telaah yang mendalam dalam membaca keunagan inklusif. Kelemahan ini justru menjadi daya tawar bagi Buku Keuangan yang ditulis oleh aktivis. Ada muatan idealisme yang membara yang tidak dimiliki oleh Buku Keuangan jenis yang lain.

Keuangan Inklusif karya H. Nusron Wahid jelas menambah khasanah dunia finansial yang selama ini aksesnya terbatas bagi kalangan bermodal. Padahal, akses bagi kelas menengah ke bawah jelas sangat berpengaruh bagi pemerataan kemakmuran. Dengan membaca buku ini, pembaca akan mendapatkan muatan ideologis dunia keuangan yang dapat dijadikan acuan dalam memperjuangkan pemerataan dan keadilan terhadap akses dunia keuangan.

Data buku

Judul Buku : Keuangan Inklusif: Membongkar Hegemoni Keunagan
Penulis : H. Nusron Wahid (Ketua Umum GP Ansor)
Tebal : 231 Halaman
Penerbit : KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)
Peresensi : Ahmad Munir (PP IPNU)


Terkait