Risalah Redaksi

Selamat Harlah ke-90 NU

Jumat, 29 Januari 2016 | 14:35 WIB

Pada Ahad, 31 Januari 2016 NU menginjak usia ke-90. Sebuah pencapaian yang patut kita syukuri bahwa NU telah berhasil melewati berbagai tantangan zaman. Sebuah usia yang sudah cukup tua untuk perjalanan hidup manusia, tetapi untuk ukuran organisasi, banyak diantaranya telah mencapai usia ratusan tahun. Kita harus mampu bertahan seperti mereka. Banyak organisasi besar yang berdiri era pra kemerdekaan, tetapi kini hanya tinggal sejarah. NU bisa belajar dari kegagalan-kegagalan mereka dalam mempertahankan hidup organisasi. NU harus terus mampu melewati semua tantangan zaman dan terus berperan dengan baik bagi umat dan bangsa.  

Banyak hal yang patut kita syukuri. NU lahir dengan basis komunitas pesantren, tapi kini para kader NU bukan hanya pandai membaca kitab kuning. Tak sulit mencari kader NU yang pintar membuat bahasa pemrograman komputer, ahli nuklir atau ahli dalam berbagai bidang sains lainnya. Prinsip dakwah bagi NU bukan hanya dengan menjadi dai di panggung, tetapi meliputi seluruh aspek kehidupan. NU juga berhasil memberi warna dalam perjalanan negeri ini melalui para tokoh publik yang mengelola negara. 

Kini NU juga memiliki sejumlah layanan sosial. Rumah sakit, klinik kesehatan, perguruan tinggi, panti asuhan, dan lainnya merupakan bukti nyata peran NU di masyarakat. Tak diragukan lagi, NU menjadi garda terdepan dalam melindungi kelompok minoritas. NU secara tegas telah berulang kali akan menjaga keberadaan NKRI karena NU turut mendirikan Indonesia. 

Islam Indonesia yang bisa hidup secara damai juga merupakan salah satu kontribusi yang diberikan oleh NU sebagai kelompok moderat dan toleran yang menjadi penopang kehidupan beragama yang harmonis. Karena itulah, dunia Internasional juga menoleh ke Indonesia dan NU sebagai representasi dari Islam yang damai. 

Dengan banyak pencapaian, bukan berarti NU bisa berbangga diri. Masih banyak problem yang harus diselesaikan. Sejumlah problem masih sama sebagaimana ketika NU didirikan, hanya berbeda bentuknya saja. Kelompok Islam radikal yang intoleran terharap kelompok lain, yang dengan gampang mengkafirkan atau bahkan membunuh orang lain atas nama agama, merupakan ancaman nyata. Para pendiri NU dengan Komite Hijaznya, merupakan salah satu upaya untuk menjaga kebebasan bermazhab. Ini merupakan salah satu problem yang dari dulu hingga sekarang masih sama. 

Jika dahulu NU berjuang merebut dan mempertahankan kemerdekaan, kini tugas NU adalah bagaimana mengisi kemerdekaan tersebut. Telah banyak rakyat yang Indonesia masuk kelompok kelas menengah. Untuk bisa naik haji di daerah tertentu antriannya kini lebih dari 20 tahun. Pergi umrah pun merupakan hal yang lumrah. Ini merupakan bukti nyata peningkatan kesejahteraan. Meskipun begitu masih banyak orang yang hidup di bawah garis kemiskinan. Masyarakat belum merasakan keadilan, mahalnya rasa aman, dan lainnya. Meningkatnya ketimpangan antara kelompok kaya dan miskin juga problem baru yang harus mendapat perhatian serius. 

Kemajuan teknologi juga merubah kehidupan dunia secara drastis. Hidup sudah tidak akan pernah sama lagi dengan zaman ketika NU didirikan. Basis sosial NU yang didasarkan atas kekompakan dan keguyuban tergerus oleh urbanisasi dan industrialisasi. Karena itu, NU membutuhkan pendekatan baru untuk merangkul masyarakat urban. Ini tentu bukan persoalan mudah mengingat akar tradisi NU adalah masyarakat agraria. 

Teknologi baru membuat perubahan peran para tokoh masyarakat. Dahulu, masyarakat menanyakan banyak hal pada kiai yang merupakan tokoh panutan. Kini, dunia yang telah terkoneksi dengan internet menjadikan dunia maya sebagai sumber rujukan hampir semua hal, termasuk ketika masyarakat bertanya persoalan agama. Ada banyak sisi positif dari internet, ada pula dampak negatif yang harus diantisipasi jika kita tidak mampu mengelola dengan baik.

Kemampuan NU bertahan dari berbagai perubahan zaman, adalah kelenturannya dalam mensikapi berbagai tantangan baru. Tapi kita tidak hanya ingin NU sekedar mampu bertahan menghadapi perubahan zaman. Kita menginginkan NU mampu mewarnai perubahan dunia dengan nilai-nilai Islam yang ramah, Islam yang membawa rahmat bagi seluruh alam. Ini memerlukan kerja keras, kekompakan, keiklasan, dan nilai-nilai kebaikan lainnya. Selamat hari lahir ke-90. (Mukafi Niam)  


Terkait