100 kader muda Nahdlatul Ulama (NU) mendapat gemblengan atau pelatihan paham Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja). Pelatihan yang digelar sejak Ahad (29/12) hingga Selasa (30/12) mendatang itu untuk menanamkan paham Islam moderat tersebut.
Kalangan muda NU dianggap masih rentan terhadap paham dan aliran yang disinyalir sudah masuk pad wilayah ideologi NU. Jika hal itu dibiarkan, akan sangat berbahaya bagi kelangsungan generasi NU di masa mendatang.<>
Kegiatan pengkaderan yang memanfaatkan hari liburan sekolah ternyata mendapat respons luar biasa dari peserta yang rata-rata masih sekolah. Materi yang disampaikan sukup aktual dan yang saat ini sedang berkembang di tengah tengah masyarakat.
Ketua Pengurus Cabang NU Kota Pekalongan, Ahmad Rofiq, mengatakan, kegiatan pengkaderan itu sebenarnya sudah digagas sejak awal kepengurusannya, setahun lalu.
“Tetapi karena kesempatannya baru kali ini, maka liburan sekolah kami manfaatkan untuk pelatihan pengkaderan Aswaja,” ujarnya, dilaporkan Kontributor NU Online, Muiz.
Ditambahkan, ada hal yang sangat penting untuk diketahui generasi muda NU, yakni perkembangan ajaran dan aliran. Bahkan, beberapa tahun terakhir muncul gerakan anti-Aswaja dengan menerbitkan buku yang menganggap segala amalan yang dilakukan NU dianggap bid’ah.
Maka, untuk memberikan bekal pengetahuan yang cukup, dibagikan buku “Membongkar Kebohongan Buku Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat dan Dzikir Syirik” karya Mahrus Ali. Juga beberapa buku lain seputar Aswaja secara gratis kepada peserta.
Bagi Rofiq, memberikan bekal yang cukup kepada peserta dianggap sebagai investasi kelangsungan perjuangan NU untuk tetap eksis. Meski saat ini perkembangan NU cukup menggembirakan, tetapi warga NU tak boleh lengah di tengah-tengah upaya pihak-pihak tertentu yang tidak ingin NU menjadi besar. (rif)