Warta

Ahli Rukyah NU, Pasti Ahli Hisab

Kamis, 19 Juli 2012 | 04:32 WIB

Jakarta, NU Onliine
“Orang selalu salah paham terhadap NU yang mengedepankan rukyah. Di zaman modern kok rukyah, bukan hisab. Itu kan tradisional. Orang seperti itu tidak tahu, justru NU itu gudangnya ahli hisab. 

<>Demikian dinyatakan Ketua Lajnah Falakiyah Nahdlatul Ulama KH A. Ghazali Masroeri di hadapan pengurus lajnah, banom, dan lembaga NU, serta para wartawan dari berbagai media, di gedung PBNU, (18/7) dengan tema Menyambut Ramadlan 1433 H. 

“Tapi ahli hisabnya NU pasti ahli rukyah. Saya juga perukyah, karena mata saya sudah begini, (kurang bisa melihat) jadi manager para perukyah,” tegasnya. 
Kiai Ghazali menjelaskan bahwa NU menggunakan metode rukyah yang berkualitas, didukung dengan ilmu hisab modern. “Kenapa kata “rukyah didahulukan? Karena dalam Al-Quran dan haditsnya begitu,”  jelasnya. 

Ada perintah lain dalam Al-Quran, yaitu untuk menuntut ilmu, dalam hal ini, konteksnya adalah disuruh menuntut ilmu hisab. Sehingga kedua macam ilmu ini bisa terpadu.

Di NU, sambung Kiai Ghazali, berkumpul para ahli hisab, ahli rukyah, ahli astronomi, ahli fiqih. Itu menyatu kemudian mengadakan pertemuan-pertemuan untuk memprediksi penanggalan beberapa tahun yang akan datang. Mereka berpendidikan dalam dan luar negeri. 

“Ada yang dari London, ada dari Prancis, ada dari ITB, latar belakang mereka adalah pesantren-pesaantren NU,” tambahnya.

Di antara mereka juga menciptakan metode-metode baru misalnya Al-Mawaqid diciptakan Dr. Ir, Hafid. Ghazali Muhammad menciptakan Samrotul Fikr. Kemudian di antara mereka juga membuat karya tulis baik yang berbahasa Indonesia maupun berbahasa Arab.


Penulis: Abdullah Alawi


Terkait