Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad, menegaskan, tragedi terburuk kini sedang terjadi di Gaza, Palestina. Dia menilai, ulah Israel merupakan pembantaian umat Palestina yang tak berdosa.
"Para pemimpin Tel Aviv tak bisa menguasai diri sendiri. Itulah sebabnya mereka membantai orang-orang tak berdosa," katanya saat menjamu Presiden Senegal, Abdoulaye Wade, di Teheran, Kamis (15/1) malam.<>
Dia meyebutkan, protes kini terjadi di berbagai belahan dunia menghadapi pembantaian Israel terhadap orang Gaza yang tak berdaya. Apalagi, masyarakat Gasa hingga kini masih membutuhkan makanan dan obat-obatan.
"Negara-negara Eropa dan AS harusnya tak berpihak mempertahankan rezim Israel," tambah Ahmadinejad.
Di lain pihak, Presiden Senegal, Abdoulaye Wade mendukung posisi Iran terhadap Palestina. Wade mengatakan, Senegal sebagai Ketua Organisasi Konferensi Islam (OKI) akan bekerja sama dengan seluruh anggotanya untuk menyelesaikan krisis Gaza.
Di tempat terpisah, Presiden Majelis Umum PBB, Miguel D'Escoto Brockmann, mengatakan, Israel telah melecehkan hukum internasional. "Gaza berkobar-kobar. Kota itu berubah seperti neraka," ujarnya.
Menurutnya, secara inheren, pelanggaran hukum internasional dalam serangan di Gaza sudah terdokumentasikan dengan baik, yakni dalam bentuk sanksi kolektif, serangan militer yang tak proporsional, target serangan terhadap warga sipil, termasuk rumah, masjid, universitas, dan sekolah.
Deputi Sekjen PBB, Asha-Rose Migrio, kepada 192 anggota majelis menyatakan Sekjen PBB, Ban Ki-moon, saat ini sedang mengunjungi Israel. Dia menyampaikan protes keras dan kegeramannya. Ban pun menuntut penjelasan dari Israel setelah bom mereka menghancurkan kamp PBB di Gaza.
Serangan lain Israel juga menghancurkan sayap sebuah rumah sakit dan melukai dua kameramen di sebuah bangunan internasional. Selain itu, kantor media Arab pun ikut jadi sasaran.
D'Escoto mengungkapkan fakta bahwa serangan Israel yang dilakukan untuk menghentikan roket militan Palestina dan kini sudah memasuki hari ke-20, terus berlanjut meskipun 15 anggota Dewan Keamanan PBB sudah mengeluarkan resolusi gencatan senjata.
"Buat saya, ironis saja. Israel, negara yang eksistensinya tergantung pada resolusi Majelis Umum PBB (1948), tidak lagi mengindahkan resolusi PBB," ujar D'Escoto. (dar)