Warta

Ali Maschan Tetap Pertahankan Pengurus Lama dan Rekrut Kader

Selasa, 20 November 2007 | 02:19 WIB

Surabaya, NU Online
Beberapa pejabat ingin masuk struktur kepengurusan PWNU Jawa Timur 2007-2012 di bawah kepemimpinan KH Miftachul Akhyar dan DR H Ali Maschan Moesa MSi, sehingga susunan kepengurusan hasil konferensi pada 3 November lalu menjadi molor (tertunda).

"Rapat formatur sudah selesai pada 15 November, tapi banyak sekda (sekretaris daerah), wabup (wakil bupati), dan kadis (kepala dinas) yang ingin masuk, sehingga kepengurusan akhirnya molor," kata Ali Maschan di Surabaya, Senin.

<>

Bahkan, kata dosen IAIN Sunan Ampel Surabaya itu, Rois Syuriah terpilih KH Miftachul Akhyar  terpaksa mematikan telepon seluler (ponsel) dan telepon rumah selama enam hari, karena "gangguan" dari "orang penting" itu.

Mendampingi KH Miftachul Akhyar, ia tampak mengelak untuk menyebut pejabat yang dimaksud, kecuali isyarat bahwa NU masih dilirik para pejabat untuk dijadikan "alat" dalam dukung-mendukung menjelang pilkada di daerah.

"Kalau semua itu dituruti akan membahayakan NU, karena itu kepengurusan PWNU Jatim kali ini diusahakan benar-benar bersih dari kepentingan politik tertentu dengan mempertahankan sejumlah pengurus lama dan merekrut kader NU dari bawah yang ada di lembaga, badan otonom, atau mantan ketua cabang," katanya.

Dalam susunan kepengurusan yang ada, kandidat yang memperoleh suara paling tinggi di bawah Ali Maschan Moesa saat pemilihan yakni Ridwan Nasir (Rektor IAIN Sunan Ampel Surabaya) tampaknya tidak diakomodir.

"Pak Ridwan Nasir akan masuk sebagai a’wan (anggota), bahkan beberapa nama lain dari IAIN juga kami masukkan, diantaranya Prof Dr Nur Syam, Prof Dr Ali Aziz, dan sebagainya," katanya.

Dalam kepengurusan PWNU Jatim 2007-2012 juga masuk sejumlah kiai sepuh dalam jajaran mustasyar dan syuriah yakni KHA Masduqi Mahfudh, KH Chotib Umar, KH Abdullah Schall, KH Nawawi Abdul Jalil, KHA Basyir Sajad, KH Masyhudi, dan KH Abu Hakim.

Selain itu, KH Anwar Manshur, KH Zainuddin Jazuli, KH Agoes Ali Masyhuri, KH Mudatsir Badrudin, KH Hasan Mutawakkil Allalah, KH Jamaludin Ahmad, KH Khusni Zuhri, KH Hasyim Abbas (Katib), KH Safrudin, KH Abdurrahman Navis Lc, KH Yasin Asmuni, dan sebagainya.

Untuk jajaran tanfidziyah di bawah Ali Maschan Moesa antara lain H Masyhudi Muchtar, HA Wahid Asa, H Sholeh Hayat, H Ibnu Anshori, Prof DR H Shonhaji Shaleh, Dr H Muhammad Tohir SPKJ, Abdus Salam Nawawi, Ahmad Heri (Sekretaris), H Syahid, Ahmad Sujono, Rubaidi, dan Nur Hidayat. (ant/eko)


Terkait